Harmonisasi Desa Adat dan Desa Administrasi Kunci Kelestarian Budaya

Harmonisasi Desa Adat dan Desa Administrasi Kunci Kelestarian Budaya
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar saat melakukan kunjungan di Desa Kutuh, Minggu (24/10/Kabupaten Badung, Bali, Minggu (24/10). Foto: Kemendes PDTT

“Tujuannya untuk peningkatan ekonomi itu pasti. Yang ujungnya juga untuk kesejahteraan seluruh masyarakat yang ada di desa itu,” ujar dia.

Desa Kutuh miliki dua pemimpin yaitu Perbekel (kepala desa) dan bendesa (kepala desa adat). Desa Kutuh sukses mengubah nasib dari desa miskin menjadi desa dengan cuan ingga Rp 14,5 miliar dengan pendapatan total Rp 50 miliar per tahunnya.

Desa Kutuh berhasil menyabet juara 1 regional 2 karena dinilai bisa memanfaatkan dana desa dengan sempurna.

Hingga saat ini, Desa Kutuh sudah memiliki 9 unit usaha diantaranya Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Kawasan Wisata Pantai Pandawa, Gunung Payung Cultural Park, Area Paragliding dengan tarif USD 100 per 20 menit, seni budaya Kecak, Unit Barang jasa, Unit Piranti Yatna (keagamaan), Unit Transportasi dan Unit Jasa Konstruksi.

Dalam kunjungannya tersebut, Gus Menteri menyempatkan diri untuk hadir dan melepaskan peserta Pandawa Harmoni Fun Bike di Desa Kutuh. Ia berharap, kegiatan fun bike tersebut dapat meningkatkan kesadaran pentingnya olahraga di kalangan masyarakat.

“Kita berangkatkan fun bike untuk menuju Indonesia lebih sehat, menuju Bali lebih sehat," ujar Gus Menteri.(fri/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar alias Gus Menteri menilai harmonisasi desa adat dan desa administrasi menjadi kunci mempertahankan akar budaya desa.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News