Harus Fair Akui Kinerja Ekonomi Pemerintah Tak Terlalu Buruk di Masa Pandemi

“Kalau sekarang sekitar 21 persen itu kami memang kecewa karena yang kita hadapi ini kondisi tidak biasa. Kalau administrasi penyerapan PEN (Program Ekonomi Nasional, red) itu dilakukan dengan administrasi yang biasa, inilah yang terjadi,” jelasnya.
Dalam pandangan Rosdiana, Indonesia kehilangan momentum memanfaatkan nilai ekonomi dari dana PEN. Menurut dia, kalau penyerapan PEN pada Agustus atau jelang September bisa di atas 75 persen, publik bisa berharap kontraksi ekonomi kuartal III-2020 sampai nol persen.
“Namun, kalau dengan kondisi saat ini mungkin itu akan masih sulit diharapkan,” katanya.
Menurut dia, ada kemungkinan ancaman resesi terjadi. Sebab, secara teknis jika kinerja perekonomian terkontraksi dalam dua kuartal bertutur-turut, berarti sudah mengalami resesi.
Walakin, ada berbagai indikator lainnya untuk menyebut perekonomian mengalami resesi. “Namun, itu ada di depan mata,” kata dia.(boy/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Ekonom menilai kinerja ekonomi Indonesia tidak terlalu buruk bila dibandingkan dengan negara lain pada masa pandemi Covid-19 ini.
Redaktur & Reporter : Boy
- Jurus Bea Cukai Parepare Dorong Laju Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi di Daerah
- Pemerintah Optimistis Penguatan Ekonomi Syariah Mendongkrak Target Pertumbuhan 8% di 2029
- Perputaran Uang Judol Capai Rp1.200 Triliun, DPR: Ganggu Pertumbuhan Ekonomi
- Kinerja 2024 Moncer, Jasindo Perkuat Peran Pertumbuhan Ekonomi Nasional & Literasi Asuransi
- Genjot Pertumbuhan Ekonomi, Kanwil Bea Cukai Jakarta Beri Fasilitas TBB ke Perusahaan Ini
- Analis Sebut Kans Ekonomi Indonesia Alami Perkembangan Progresif