Hasil Pertemuan Para Orang Bijak

Hasil Pertemuan Para Orang Bijak
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kedua kiri) bersama Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin (ketiga kanan),, Ketua FPI Habib Rizieq Syihab (kedua kanan), Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI Bachtiar Nasir (kanan), dan Ulama Abdullah Gymnastiar (kiri) usai memberikan konferensi pers jelang aksi bela Islam jilid III di Gedung MUI, Jakarta, Senin (28/11). Foto: MIFTAHULHAYAT/JAWAPOS

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Eksekutif EmrusCorner Emrus Sihombing menilai, suara bulat kemarin antara Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Ketum MUI Ma'ruf Amin, dan Ketua Pembina GNPF MUI Habib Rizieq terkait rencana aksi 2 Desember 2016 sebagai  aksi super damai, merupakan keputusan dari pertemuan para orang bijak.

Oleh karena itu, aksi super damai itu bisa dijadikan sebagai role model (teladan) dalam penyampaian aspirasi dari masyarakat kepada pusat-pusat kekuasaan negara.

"Sebaliknya, pusat-pusat kekuasaan negera pun harus merespon secara positif yang berbasis pada empat pilar negara yaitu, NKRI, UUD 45, Pancasila, dan Bhineka Tunggal Ika untuk memelihara kehangatan kekeluargaan sesama anak bangsa," kata Emrus.

Komisioner Komnas HAM Siane Indriani meminta agar kerawanan Pilkada Serentak di DKI Jakarta jangan sampai mengabaikan kondisi di daerah lain.

Dia mengatakan bahwa daerah lain selain Jakarta juga butuh perhatian, terkait dengan hal-hal warga negara dalam menentukan pemimpin daerahnya.

"DKI ada kerawanan cukup tinggi dimana isu belakangan ini mendominasi media massa. Seolah masyarakat hanya dicecoki masalah Pilkada di Jakarta. Kita harap media seimbang memberitakan Pilkada tidak hanya di Jakarta," tutur dia. (idr/jun/dod/sam/jpnn)

 


JAKARTA - Direktur Eksekutif EmrusCorner Emrus Sihombing menilai, suara bulat kemarin antara Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Ketum MUI Ma'ruf


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News