Hati-Hati, Jangan Sepelekan Peradangan Mata

Hati-Hati, Jangan Sepelekan Peradangan Mata
Pemeriksaan radang mata. Foto: Jawa Pos/JPG

Hingga kini Jihan masih menjalani pengobatan di rumah sakit. Terapi harus dijalani sampai kedua matanya benar-benar normal. Spesialis mata Prof dr Diany Yogiantoro Soebadi SpM (K) mengungkapkan, kasus peradangan saraf mata yang mengakibatkan kebutaan jarang terjadi. Kasusnya tidak sebanyak radang mata luar. Selama ini dia hanya pernah menangani 13 kasus.

"Jihan ini termasuk severe, berat," katanya kemarin.

Menurut guru besar FK Unair itu, kesehatan mata tidak bisa dilihat hanya dari luar. Sebab, 90 persen bagian mata justru berada di dahi dan saraf otak.

Saat seseorang mendadak rabun, tapi kornea luarnya jernih, dokter akan memeriksa dengan menggunakan ophthalmoscope. Itu adalah alat untuk mengetahui kondisi retina dan saraf bagian dalam. Pada kasus radang saraf mata, hasil foto akan kelihatan pucat.

"Kalau mata normal, hasil foto retina dan saraf akan cerah," ucap Diany.

Dia menyebutkan, kasus optic neuritis terjadi karena multifaktor. Kasus itu harus segera mendapatkan penanganan. Jika terlambat dua sampai tiga hari sejak kebutaan mendadak, kehilangan penglihatan bisa menetap.

Radang mata akan diobati oral atau injeksi. Selain itu, saat ini ada pengobatan kombinasi dengan menggunakan bio spray. Yakni, cairan untuk regenerasi sel yang disemprot ke bawah lidah. Prof dr Moh Yogiantoro SpPD menambahkan, semprotan tersebut mengandung antioksidan untuk mempercepat penyembuhan. (nir/c6/oni/flo/jpnn)

 


SURABAYA – Jangan anggap remeh jika mengalami sakit mata. Harus segera ke dokter, seperti yang dilakukan Jihan Putri Permata. Gadis 15 tahun


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News