Hatta: Banyak Orang Salah Kalkulasikan Langkah Politik Egois SBY

Hatta: Banyak Orang Salah Kalkulasikan Langkah Politik Egois SBY
Hatta: Banyak Orang Salah Kalkulasikan Langkah Politik Egois SBY

jpnn.com - JAKARTA - Banyak publik salah menilai dan memprediksi langkah-langkah politik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Masyarakat umum juga sering salah kalkulasi tentang SBY. Misalnya, ketika Partai Demokrat (PD) mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, banyak yang menilai SBY pun pasti mendukung pasangan calon presiden usungan Koalisi Merah Putih itu.

Penilaian itu disampaikan Koordinator Gerakan Diskusi 77/78, M. Hatta Taliwang. Menurut Hatta, kalkulasi ini sering salah karena banyak publik yang tidak belajar dari sejarah, atau memandang rekam jejak SBY selama ini. Dalam catatan Hatta, watak dasar SBY adalah suka membela diri dan egois. Misalnya dalam kasus korupsi yang melibatkan besannya, Aulia Pohan, hingga sang besan itu masuk penjara.

Pun demikian dalam perkara Anas Urbaningrum, ketika SBY mau menjadi "korban dirinya" dan menjadi Ketua Umum Demokrat, dengan tetap mempertahankan anaknya, Edhie Baskoro alias Ibas sebagai Sekjen PD.

"Langkah ini hanya untuk memuaskan egonya bahwa dia bisa menundukkan dan mengalahkan Anas. sampai dia lupa bahwa dirinya Presiden dan Kepala Negara dari 240 juta rakyat," kata Hatta dalam keterangannya, Sabtu (9/8). Dalam konteks pilpres lalu, lanjut Hatta, ukuran bagi langkah politik SBY bukanlah hubungan besan dengan Hatta Rajasa. Sebab bagi SBY saat ini adalah bagaimana menyelamatkan dirinya pasca-lengser dari kepresidenan nanti.
"Kalau majikan neoliberal-nya mengatakan bela Jokowi, maka suka tidak suka akan dilakukan apalagi kalau ada jminan dia akan dilndungi pasca tidak brkuasa. Syukur kalau ada bonus janji didukung jadi Sekjen PBB," ungkap Hatta.

Hatta juga melihat SBY tidak nyaman dengan Prabowo. Hal itu harus dirunut terkait perseteruan TNI Hijau dan TNI Merah. Bahkan, lanjut Hatta, suatu ketika SBY pernah membeli buku tentang Adolf Hitler saat singgah di Abu Dhabi dalam perjalanan menuju Eropa. Kala itu nama Prabowo sudah mencuat sebagai kandidat capres terkuat, sementara nama Jokowi belum muncul.

Lewat Hatta Rajasa, ungkap Hatta Taliwang lagi, SBY punya pintu untuk memanggil Prabowo ke Cikeas setiap saat. “Entah untuk di-briefing sungguhan atau sekedar tarik ulur agar Peabowo bisa dikendalikan, atau kalau perlu dikorbankan,” ulas Hatta.

"Hanya SBY yang tahu mau diapakan hasil pilpres ini. Mau diapakan banngsa dan negara ini di menit-menit terakhir kekuasaannya. Yang jelas sudah terbukti selalu ada pilihan sekalipun besan atau bahkan rakyat jadi korban," ungkap Hatta sambil menyindir buku SBY berjudul ‘Selalu Ada Pilihan’. (rmo/jpnn)


JAKARTA - Banyak publik salah menilai dan memprediksi langkah-langkah politik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Masyarakat umum juga sering salah kalkulasi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News