Hatta: Listrik Tenaga Nuklir, Ada Syaratnya

Hatta: Listrik Tenaga Nuklir, Ada Syaratnya
Hatta: Listrik Tenaga Nuklir, Ada Syaratnya
"Yang penting itu, syarat ketiga, yakni publik atau masyarakat bisa menerimanya. Kalau syarat pertama dan kedua, sudah dikaji memang aman, dan memang menghasilkan listrik biaya murah. Tapi (untuk) syarat ketiganya, masyarakat (ternyata) masih belum bersedia menerimanya. Jadi harus disosialisasikan dulu, dan jangan dipaksa," jelas Hatta pula.

Perihal listrik tenaga nuklir ini, diakui Hatta, sebelumnya memang pernah menjadi salah satu alternatif yang dilirik pemerintah. Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Suharna Surapranata pun mengatakan, pemerintah Indonesia terus melakukan kajian untuk pemanfaatan energi nuklir ini, serta siap melakukan sosialisasi pada masyarakat.

"Kalau soal kesiapan, kita siap sudah lama. Kita sudah pernah membangun reaktor. Sudah dari tahun 1960-an, 1970-an, dan 1980-an, meskipun hanya untuk riset. Kita siap untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat," ungkap Suharna.

Disebutkan, ada sejumlah reaktor nuklir yang pernah dibangun untuk kajian oleh Kementerian Ristek, seperti di Serpong (Banten), Bandung (Jawa Barat) dan Yogyakarta. Sejumlah daerah juga disebut-sebut mempunyai perhatian besar untuk energi jenis ini, bahkan menawarkan diri untuk dijadikan lokasi pembangunan reaktor nuklir, semisal di Kalimantan, Bangka-Belitung, serta Serang, Banten. (afz/jpnn)

JAKARTA - Berbagai alternatif sumber daya pembangkit listrik diusulkan, salah satunya yang terbaru yakni listrik dari tenaga nuklir. Namun terhadap


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News