Hatta Rajasa Tolak Neoliberalisme

Hatta Rajasa Tolak Neoliberalisme
Hatta Rajasa Tolak Neoliberalisme
Globalisasi sebenarnya bukan barang baru dalam Islam. Islam masuk ke Indonesia melalui proses globalisasi, melalui pedagang dari Arab ke Sumatera dan Jawa. ”Globalisasi bukan barang baru. Akan tetapi bagaimana memaknai esensi globalisasi yaitu keadilan, keterbukaan, dan keseimbangan,” ujarnya.

Globalisasi, lanjutnya, harus direspon dengan menempatkan rambu-rambu. Islam tidak melarang orang jadi konglomerat yang sangat kaya. Karena Islam menghargai kepemilikan. ”Tapi ingat, menurut prinsip Islam, dalam harta itu ada hak-hak orang lain yang harus didistribusikan (zakat),” kata pria berambut perak ini.

Indonesia, ujarnya, memiliki banyak bank syariah, tapi sedikit masyarakat Islam yang menabung karena mereka miskin. Segelintir kaum kaya sulit mendistribusikan kekayaannya kepada mereka yang miskin. ”Akhirnya, hanya bank-nya yang berdaya, yang menabung justru orang lain,” kata Hatta.

Islam hanya meminta harta itu diputar, hak-hak orang lain dihormati dan didistribusikan. Masyarakat juga harus diberi akses seluas-luasnya terhadap sumber-sumber kekayaan. Tanah terlantar dalam prinsip Islam harus diambil baitul mal, distribusikan ke masyarakat untuk jadi sumber kekayaan rakyat.

PASURUAN – Ekonomi Indonesia tidak bisa dibangun dengan prinsip neoliberalisme, karena prinsip ekonomi itu tidak mampu menghadirkan keadilan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News