Hatta Rajasa Tolak Neoliberalisme

Hatta Rajasa Tolak Neoliberalisme
Hatta Rajasa Tolak Neoliberalisme
”Kita capek mendengar dan melihat petani kita hanya memiliki 0,3 hektar sawah,” keluh Hatta. Jika rata-rata sawah menghasilkan 5 ton padi kering giling per hektar, artinya petani hanya mendapatkan 1,5 ton padi sekali panen. Kalau 2 kali panen dalam setahun, hanya 3 ton padi. Itu setara dengan penghasilan Rp 9 juta per tahun. Sulit mencukupi kebutuhan hidup dalam setahun, anak sekolah, biaya kesehatan dan sebagainya.

”Itulah alasan mengapa tanah terlantar harus diserahkan kepada rakyat. Ketimbang tanah itu menganggur, lebih baik digunakan untuk meningkatkan penghasilan petani,” kata Hatta.

Menurut dia, saat ini Badan Pertanahan Nasional (BPN) sudah menginventarisir lahan-lahan yang dikategorikan terlantar. Dan tahun ini sebagian lahan tersebut segera didistribusikan. Tapi Hatta tidak menyebutkan luasnya. ”Konsepnya adalah melibatkan masyarakat. Tanah itu tetap milik negara, tapi digarap oleh masyarakat,” jelas Hatta. (dri)

PASURUAN – Ekonomi Indonesia tidak bisa dibangun dengan prinsip neoliberalisme, karena prinsip ekonomi itu tidak mampu menghadirkan keadilan.


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News