HBK Upayakan Pemulangan PMI Korban Penyiksaan di Libya

Pada awalnya, pekerja migran itu dijanjikan untuk bekerja di Turki, tetapi kenyataannya yang bersangkutan dipekerjakan di Libya.
KBRI Tripoli kemudian menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan pelacakan terhadap lokasi dan nomor kontak Sri.
Pihak KBRI pun berhasil berkomunikasi langsung dengan Sri dan mengetahui PMI itu berada di Kota Benghazi, sekitar 1.000 kilometer dari Tripoli, Ibu Kota Libya.
Sri pun dipastikan telah dipindahkan dari rumah majikan telah aman di kantor agensi.
KBRI Tripoli telah mengajukan izin kepada Kemlu Libya agar dapat menemui Sri di Benghazi untuk memastikan terpenuhinya hak-hak Sri dalam hukum Libya.
KBRI juga telah menghubungi pihak keluarga dan BP3MI NTB untuk menyampaikan langkah-langkah penanganan.
HBK memastikan pihaknya akan memantau langsung kasus yang menimpa Sri dan meminta agar proses pemulangan bisa dilakukan sesegera mungkin setelah proses pendalaman dilakukan Kemenlu tuntas.
”Saya mengutuk keras tindak penyiksaan fisik yang dilakukan kepada saudara kita oleh majikannya saat mereka bekerja di luar negeri," tegas HBK.
Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) Sri Muliemi menjadi korban penyiksaan oleh majikannya di Libya. Begini nasibnya kini.
- Permintaan Kerja dari Luar Negeri Capai 1,7 Juta, RI Baru Bisa Serap Sebegini
- Menteri Karding Berangkatkan 55 Perawat dari Universitas Binawan ke Austria
- 386 Jemaah Calon Haji Asal NTB Tiba di Tanah Suci Makkah
- Suara Boikot Produk Israel Kian Menguat, Aksi Global Strike Digelar di Jakarta
- Dugaan Penyiksaan Pemain Sirkus OCI, Komnas HAM Ungkap Fakta Ini
- Pemerintah Siapkan Regulasi Baru Untuk Perkuat Perlindungan Pekerja Migran