Heboh Fenomena Great Resignation di Berbagai Negara, Indonesia Bagaimana?

Heboh Fenomena Great Resignation di Berbagai Negara, Indonesia Bagaimana?
Grant Thornton Indonesia memberikan tips menghindari fenomena great resignation. Foto: Dok Grant Thornton Indonesia

“Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi digital juga mengalami perubahan. Perusahaan dituntut untuk bisa mengimplementasikan hybrid working dengan bijak guna mempertahankan kualitas kerja karyawan serta mengedepankan hal-hal yang penting di mata karyawan, namun tetap seimbang dengan kelangsungan bisnis”, ungkap Emme.

Survei terbaru Grant Thornton LLP mengungkapkan beberapa faktor utama yang menjadi pertimbangan karyawan untuk meninggalkan perusahaan kenaikan gaji pokok yang tidak memenuhi ekspektasi sebesar 37 persen.

Kemudian, tidak adanya perkembangan karier yang jelas di perusahaan 27 persen, benefit perusahaan, di luar asuransi kesehatan dan pensiun, yang tidak memenuhi ekspektasi 18 persen, dan perusahaan yang mulai menerapkan kebijakan Work From Office (WFO) setelah pandemi 16 persen.

Adapun survei yang melibatkan 5.000 responden pekerja profesional di Amerika Serikat dari berbagai industri dan demografi.

Kendati demikian, di Indonesia fenomena itu belum akan terjadi.

"Maka, penting bagi perusahaan untuk tetap meningkatkan employee engagement guna mempertahankan karyawan," katanya.

Emme memberikan saran agar perusahaan bisa mempertahankan talenta - talenta terbaik di perusahaan, antara lain mempertimbangkan implementasi kebijakan tempat kerja hybrid jika hal tersebut diinginkan oleh karyawan.

Menyusun benefit baru yang dapat memotivasi karyawan terutama dari sisi emosional, finansial, fisik, profesional dan kesejahteraan sosial.

Fenomena gelombang pekerja yang berhenti dari pekerjaannya secara besar-besaran atau dikenal dengan istilah great resignation.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News