Hery Susanto: Pengembangan Bioenergi Nasional Harus Didukung Regulasi

Hery Susanto: Pengembangan Bioenergi Nasional Harus Didukung Regulasi
Anggota Ombudsman RI Hery Susanto menyatakan pengembangan bioenergi nasional harus didukung dengan regulasi dalam acara seminar nasional dengan tema Tantangan dan Prospektif Pengembangan Bioenergi di Indonesia yang diadakan Gerakan Muda Pembaruan Melayu Riau (GM-PAMRI) di Balai Rumah Dinas Bupati Kampar, pada Rabu (15/3). Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Ombudsman RI Hery Susanto mengatakan pengembangan bioenergi nasional harus didukung dengan regulasi.

Dia menyampaikan hal itu saat menjadi keynote speaker dalam seminar nasional bertema Tantangan dan Prospektif Pengembangan Bioenergi di Indonesia yang diadakan Gerakan Muda Pembaruan Melayu Riau (GM-PAMRI) di Balai Rumah Dinas Bupati Kampar, pada Rabu (15/3).

Menurut Hery, RUU energi baru dan energi terbarukan (EBET) akan dibahas oleh DPR RI pada Juni tahun 2023, yang akan mengatur mulai dari hulu sampai ke hilir.

"Mudah-mudahan Juni 2023, ini bisa terealisasi dan sah menjadi UU oleh DPR RI," kata Hery Susanto.

Dia menambahkan hal itu perlu dilakukan agara ada kepastian pengelolaaan bioenergi terutama biofuel, serta peran masing-masing dari daerah penghasil sawit.

"Kemudian, sistem peremajaannya sampai pengelolaan biofuel oleh pertamina saling bersinergi dalam mendukung pengadaan biofuel secara nasional," lanjutnya. 

Sementara itu, senior analyst non hydrocarbon commercial development Meta Tri Jayanthy yang mewakili Direktur Pertamina menyampaikan pengadaan biofuel masih memiliki banyak kendala, salah satunya ialah keterbatasan teknologi, serta pabrik untuk dilakukan pengadaan secara nasional.

"Mulai dari ketersedian bahan baku yang tidak ada kepastian, harga bahan baku yang cukup tinggi sehingga menyebabkan pihak pertamina masih mengkaji untuk pengadaan biofuel itu secara massal," kata Meta.(mcr8/jpnn) 

Anggota Ombudsman RI Hery Susanto menyatakan pengembangan bioenergi nasional harus didukung dengan regulasi.


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News