Hidup Baru Perempuan Afghan Korban KDRT

Hidup Baru Perempuan Afghan Korban KDRT
Aesha Mohamamdzai dalam sampul Majalah TIME edisi Agustus 2010. Foto: TIME
Ketika diwawancarai jaringan berita CNN Selasa lalu (18/12), Aisha yang tidak pernah sekolah atau merayakan ulang tahunnya itu menyatakan bahwa kini dia tidak takut lagi melihat wajahnya di depan kaca. "Saya tidak peduli," ungkapnya. "Setiap orang punya masalah. Awalnya, saya sangat takut. Bahkan, saya takut melihat wajah saya sendiri di depan kaca," lanjutnya.

Perempuan yang terpaksa menikah dalam usia 14 tahun dan lantas menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) itu pun menuturkan perasaannya saat ini. "Dulu saya takut untuk berpikir bagaimana nasib dan masa depan saya. Tetapi, sekarang saya tidak takut lagi. Sekarang saya tahu arti hidup dan juga bagaimana menjalaninya. Di sana (Afghanistan) saya tidak tahu bagaimana caranya menjalani hidup," paparnya.

Aisha diserahkan kepada seorang milisi Taliban sebagai kompensasi atas pembunuhan yang dilakukan oleh seorang anggota keluarganya. Karena terus menjadi korban KDRT, dia pun lari saat berusia 18 tahun. Setelah tertangkap, dia pun dikembalikan kepada mertuanya.

Lalu, suami bersama mertua dan tiga anggota keluarga lain membawa Aisha ke sebuah gunung. Hidung dan dua telinganya dipotong, serta dia dibiarkan sekarat di gunung. Aisha kemudian diselamatkan para pekerja kemanusiaan dan medis serta tentara AS. Selanjutnya, dia dibawa ke sebuah tempat rahasia di Kota Kabul sebelum diterbangkan ke Negeri Paman Sam.

BETHESDA - Masih ingat dengan seorang perempuan Afghanistan yang menggemparkan dunia setelah menjadi sampul majalah Time Agustus 2010? Saat itu,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News