Hijrah

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Hijrah
Ilustrasi, jemaah menunaikan salat saat pandemi. Foto: Ricardo/JPNN.com

Era Madinah selama sepuluh tahun adalah periode perjuangan Muhammad sebagai rasul cum negarawan. Dua masa itu merentang selama 23 tahun, dan Muhammad berhasil menyatukan Arabia dengan keterampilan dakwah dan diplomasi politiknya.

Dalam gerakan politik modern strategi mirip hijrah dilakukan oleh pemimpin China Mao Zedong, yang melakukan perjalanan panjang dari utara ke selatan bersama puluhan ribu Tentara Merah.

Gerakan ini dikenal sebagai ‘’Long March’’ yang menghasilkan sebuah revolusi politik besar di China dengan kemenangan pasukan komunis Mao pada 1949. Mao berhasil menumbangkan rezim monarki yang sudah menguasai China ribuan tahun.

Revolusi yang dilakukan Muhamad saw membawa dampak peradaban yang jauh lebih besar dari revolusi yang dilakukan oleh para pemimpin dunia mana pun.

Michael Hart menyebut Muhammad saw sebagai pemimpin dunia paling berpengaruh sepanjang sejarah peradaban manusia.

Para pengikut Muhammad saw menempatkan Hijrah sebagai tonggak penting yang menandai awal era baru yang dikukuhkan dalam bentuk kalender Islam. Untuk menegaskan independensi politik Islam harus ada sistem kalender sendiri yang terpisah dari sistem kalender lain.

Sistem penanggalan Masehi dibuat berdasarkan tanggal kelahiran Nabi Isa. Sistem ini dihitung secara astronomis mengikuti hitungan putaran matahari atau Syamsiah.

Umat Islam tidak mengikuti sistem ini, dan menciptakan sistem penanggalannya sendiri berdasarkan putaran astronomis bulan atau Qamariah.

Umar bin Khattab yang menjadi khalifah ketika itu momentum hijrah sebagi titik tolak awal penanggalan Islam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News