Histeria Ketakutan Picu Isu Penculikan

Histeria Ketakutan Picu Isu Penculikan
Histeria Ketakutan Picu Isu Penculikan
Pria yang pernah menjadi wartawan itu mengatakan, aparat kepolisian harus berani menangkap siapa pun yang pernah menyampaikan isi SMS atau menyebarkan informasi lewat media lain, mengenai isu tersebut. Langkah ini untuk menghentikan berantainya informasi yang menebarkan ketakutan itu. "Saya mengimbau kepolisian setempat untuk segera merespon, mencari pengirim SMS," ujarnya.

Dia mengimbau polisi bekerjasama dengan provider. Hanya saja, dia mengakui, ada kelemahan pelacakan model kerjasama dengan provider. Pasalnya, provider hanya bisa menyebutkan bahwa pada jam sekian ada kiriman SMS dari nomor ponsel ini ke nomor ponsel itu. "Tapi apa isinya, belum bisa diketahui," ujarnya. Dia menyarankan agar kepolisian punya alat sendiri. "Hanya saja alatnya sangat mahal," pungkasnya.

Seperti diberitakan, isu penculikan anak terus memakan korban.  Minggu (12/12) kemarin, giliran Sugiono (30), sekarat dipukuli orang sekampung di Dusun Kampung Tanjung, Desa Limau Mungkur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hilir, Deliserdang.  Sugiono yang dicurigai warga sebagai penculik anak tidak hanya sekarat, daun telinga kanannya putus ditebas warga.

Di Aceh, dua orang perempuan yang sedang mencari anaknya yang hilang akibat Tsunami beberapa waktu lalu, juga diamuk massa. Keduanya juga dituduh sebagai pelaku penculikan yang sedang mengincar mangsa.

JAKARTA -- Merebaknya isu penculikan di wilayah Aceh dan Sumut lebih disebabkan oleh histeria massa yang dihantui ketakutan yang berlebihan. Kriminolog

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News