Histeria Ketakutan Picu Isu Penculikan

Histeria Ketakutan Picu Isu Penculikan
Histeria Ketakutan Picu Isu Penculikan
JAKARTA -- Merebaknya isu penculikan di wilayah Aceh dan Sumut lebih disebabkan oleh histeria massa yang dihantui ketakutan yang berlebihan. Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala tidak yakin bahwa memang terjadi aksi-aksi penculikan. Dia menduga, aksi penculikan hanya pernah terjadi sekali saja. Namun lantaran ada histeria massa, yang didukung oleh teknologi kecepatan layanan pesan singkat (short messages service/SMS), isu penculikan menjadi merebak tak terbendung.

"Ini harus dipahami dalam konteks histeria massa, ditambah pengaruh SMS yang luar biasa kecepatannya beredar," ujar Adrianus Meliala kepada JPNN di Jakarta, kemarin (15/12), saat dimintai tanggapan atas merebaknya isu penculikan yang belakangan sudah memakan sejumlah korban lantaran ditudih sebagai penculik. Isu tak hanya terjadi di wilayah Sumut, namun juga di Aceh, yang juga sudah memakan korban lantaran dicurigai sebagai pelaku penculikan.

Adrianus menjelaskan, pesan yang dikirim lewat SMS, yang cukup dengan kalimat singkat namun membawa pesan yang logis, sangat gampang mempengaruhi massa yang ketakutan. "Massa yang ketakutan, yang histeris, sudah tak mau lagi berpikir apakah isi SMS itu benar atau salah," terangnya.

Dia mengatakan, bisa saja merebaknya isu penculikan yang tersebar lewat SMS itu ditandingi dengan penyebaran SMS yang menyebutkan bahwa itu isu semata. Hanya saja, SMS tandingan tidak akan mampu mengalahkan isi SMS yang lebih berisi muatan menakutkan dibanding yang menenangkan.

JAKARTA -- Merebaknya isu penculikan di wilayah Aceh dan Sumut lebih disebabkan oleh histeria massa yang dihantui ketakutan yang berlebihan. Kriminolog

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News