HR Mohamad Mangoendiprodjo, sang Pejuang Pertempuran Surabaya

HR Mohamad Mangoendiprodjo, sang Pejuang Pertempuran Surabaya
HR Mohamad Mangoendiprodjo. Foto: www.roodebrugsoerabaia.com

Lantas Muhamad diangkat sebagai pimpinan seluruh TKR Jawa Timur dan sebagai kontak biro dengan pihak Sekutu. Surat keputusan ini kemudian ditanda-tangani oleh Jendral Oerip Soemomihardjo, seperti juga surat keputusan pengangkatan pimpinan TKR Jawa Tengah, kepada Jendral Soedirman.

Pada hari yang sama, sore harinya, Mohamad bersama Brigadir Mallaby berpatroli keliling kota Surabaya untuk melihat progres gencatan senjata. Rombongan ini berhenti di Jembatan merah depan Gedung Internatio.

Rupanya, tentara Inggris dari kesatuan Gurkha yang berada di dalam gedung, sedang dikepung oleh pemuda-pemuda Indonesia di luar gedung, untuk diminta menyerah. Mohamad masuk ke dalam gedung yang dikuasai Inggris untuk melakukan negosiasi.

Tapi yang terjadi, Mohamad malah disandera oleh tentara Ghurka dan terjadilah tembak-menembak antara tentara Inggris dan pemuda Surabaya. Mobil Mallaby meledak dan terbakar, hingga sang jenderal tewas di dalam mobil.

Meninggalnya Mallaby, yang merupakan Jenderal Inggris pertama yang mati berperang di Indonesia, membuat pihak Inggris marah dan menggemparkan dunia. Inggris mengultimatum agar rakyat Surabaya yang mempunyai senjata, untuk menyerah dengan mengangkat tangan setinggi-tingginya.

Ultimatum itu tentunya ditolak oleh Mohamad, serta jajaran TKR dan pemuda Surabaya, sehingga pada 10 Nopember 1945, Surabaya dihancurkan Inggris melalui darat, laut dan udara dan pecahlah perang terbuka.

Pertempuran di Surabaya ini nantinya berlangsung selama 22 hari dengan korban TKR 6.315 pejuang. Mohamad walaupun terkena pecahan mortir di pelipisnya, tetap terus memimpin pertempuran melawan tentara Sekutu. Pertempuran ini menandai awalnya Indonesia sebagai negara yang berdaulat yang tidak mudah untuk dijajah kembali.

Setelah pertempuran Surabaya, Mohamad dipromosikan menjadi mayor jenderal dan menjadi kepala staf TNI, yang surat keputusannya ditanda-tangani Presiden Sukarno. Setelah mengakhiri karier militer, Mohammad menerima tugas Sukarno menjadi bupati Ponorogo.

JAKARTA -- Pemerintah menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada warga negara yang mendedikasikan jiwa raganya demi tegaknya NKRI. Kemarin Menteri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News