Hubungan Pertamina-BP Migas Memanas

Hubungan Pertamina-BP Migas Memanas
Hubungan Pertamina-BP Migas Memanas
JAKARTA - Sektor minyak dan gas (migas) tanah air rupanya sedang dalam kondisi kurang kondusif. Gara-garanya, dua institusi penting yang terkait dengan sektor migas justru kurang akur. Ya, hubungan Pertamina dengan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) kini tengah memanas.

Vice President (VP) Komunikasi Pertamina Mochamad Harun menyampaikan pernyataan resmi. Isinya menyesalkan pernyataan pihak-pihak tertentu yang mendiskreditkan kemampuan Pertamina dalam mengelola blok-blok migas. "Ini terkait dengan pengelolaan blok migas West Madura Offshore," ujarnya di Jakarta, Kamis (14/4).

Sebagaimana diwartakan, masa kontrak wilayah kerja (WK) migas West Madura Offshore yang ditandatangani pada 7 Mei 1981 akan berakhir pada Mei 2011. Sesuai aturan, begitu kontrak habis, pengelolaan blok dikembalikan kepada pemerintah. Selanjutnya, pemerintah menunjuk pengelola baru. Saat ini, saham blok West Madura dimiliki Pertamina 50 persen, Kodeco Energy (Korea) 25 persen, dan CNOOC (Tiongkok) 25 persen.

Namun, operator blok dipegang Kodeco dan CNOOC, bukan Pertamina. Nah, Pertamina sudah berkali-kali mengajukan permohonan kepada pemerintah agar diberikan 100 persen saham West Madura, tetapi pemerintah hanya akan memberikan 60 persen. Menurut Harun, jika mendapat 100 persen saham dan menjadi operator, Pertamina menjanjikan konsep pengembangan lapangan yang agresif. Bahkan, Pertamina menargetkan kenaikan produksi dari 13.000 barel per hari saat ini menjadi 30.000 barel per hari.

JAKARTA - Sektor minyak dan gas (migas) tanah air rupanya sedang dalam kondisi kurang kondusif. Gara-garanya, dua institusi penting yang terkait

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News