Hujan Juli

Oleh: Dahlan Iskan

Hujan Juli
Ilustrasi, tenaga kesehatan. Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com - Ini kejadian menggembirakan. Khususnya untuk para petani di seluruh Jawa: hujan masih terus turun di musim kemarau.

Petani bisa panen tiga kali. Bisa terus sibuk. Kurang punya waktu untuk ikut ngegosip hoaks di medsos –setidaknya berkurang.

Hujan itu, takarannya pun pas: sering, tetapi tidak tiap hari. Deras, tetapi tidak sampai menimbulkan banjir.

Angin cukup kencang –sesekali– tetapi tidak sampai menjadi puting beliung.

Alhamdulillah. Puji Tuhan. Rahayu. Amitofo.

Bayangkan kalau di tengah krisis Covid-19 ini terjadi kemarau panjang. Tanah pecah. Sulit dapat air. Kekeringan di mana-mana. Alangkah sulitnya.

Atau, hama wereng mengganas. Hamparan padi yang sudah menguning tergenang air banjir. Alangkah memilukannya.

Syukurlah juga tidak terjadi hama tikus –sejak banyak tikus lebih senang ke kota-kota besar yang anggarannya triliunan.

Janganlah berharap senyum atau kata-kata manis dari nakes. Mereka sendiri mungkin juga lagi menangis. Di dalam hati.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News