Ibarat Ikan, Pausnya Itu Bali, Ikan Kecilnya adalah Banyuwangi

Ibarat Ikan, Pausnya Itu Bali, Ikan Kecilnya adalah Banyuwangi
Turis asing bermain kitesurfing di perairan Pulau Tabuhan, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Sabtu (13/9). Foto: Gerda Sukarno/Jawa Pos Radar Banyuwangi

jpnn.com - BANYUWANGI – Kementrian Pariwisata (Kemenpar) berencana menjadikan kota kecil sekelas Banyuwangi menjadi sangat dikenal di penjuru dunia melalui pintu pariwisata. 

“Sekarang Banyuwangi menjadi destinasi wisata yang keren, beda dengan dulu yang isunya serem-serem. Mulai gudangnya santet, begal dan banjing loncat,” ucap Menpar Arief Yahya, di Jakarta.

Ibarat ikan, Banyuwangi ini hanya ikan kecil yang berenang di sekitar hiu dan paus. Dia hanya mengambil sisa-sisa makanan yang belum sempat ditelan oleh raksasa dan predator laut itu. 

“Pausnya adalah Bali, ikan kecilnya adalah Banyuwangi. Mengoptimalkan sisa-sisanya Bali saja, Banyuwangi sangat maju, dengan 30 ribu wisman dan 1.5 juta wisnus setahun,” ungkap Arief Yahya. 

Konsep Bali and Beyond itu, diam-diam sudah digas di Banyuwangi. Bupati Azwar Anas tidak mau banyak berteori, juga tidak mau banyak berargumentasi. Dia manfaatkan penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, dengan menyediakan atraksi dan amenitas di kawasan itu. 

“Akhirnya, sebelum orang menyeberang ke Bali, atau habis mendarat dari Bali, mereka beristirahat di Banyuwangi,” jelas Arief Yahya.

Lama-lama, amenitasnya semakin kuat. Atraksinya juga semakin variatif. Untuk sekedar menginap semalam, menjadi sayang. Karena ada banyak objek destinasi yang tidak sempat dilihat. 

“Kebetulan, objek alamnya juga bagus-bagus, punya pantai yang bagus, ada yang cocok untuk surfing, ada yang cocok untuk snorkeling diving, ada yang pasir merah, ada yang pasir putih. Inilah yang menjadi ujung tombak dan penopang ekonomi warganya,” kata dia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News