Ibrahim

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Ibrahim
Salah seorang calon haji asal Pamekasan, Madura dari Kloter 23 Embarkasi Surabaya (SUB 23) Agus Subagio mengisi waktu menjelang wukuf di Arafah, Jumat (8/7/2022) dengan membaca zikir . (ANTARA/Desi Purnamawati)

Huntington tidak menyebut benturan akan terjadi antar-agama.

Akan tetapi, benturan antar-peradaban yang diramal oleh Huntington mau tidak mau melibatkan benturan agama, karena dalam pandangan Huntington peradaban yang bakal berbenturan paling keras adalah peradaban barat yang Kristen dan timur yang Islam.

Reza Aslan lebih spesifik menyebut peperangan yang bakal muncul pasca-Perang Dingin adalah ‘’the clash of monotheism’’ benturan antar-agama monoteis yang bersumber pada ajaran Ibrahim.

Benturan ini banyak mewarnai konflik di dunia internasional pasca-Perang Dingin.

Bagi umat Islam, Ibrahim adalah Bapak Tauhid yang mengajarkan konsep mengesakan tuhan sebagai dasar dari seluruh bangunan masyarakat.

Ibrahim memberi teladan bagaimana Tauhid menjadi pondasi bagi pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, dan kemudian kehidupan masyarakat yang lebih luas.

Intelektual Iran Ali Syariati (1933-1977) memberikan tafsir yang sangat khas terhadap kehidupan Ibrahim.

Bukunya berjudul ‘’Hajj’’, menjadi salah satu rujukan paling populer bagi banyak kalangan Islam.

Ibrahim menjadi bapak yang melahirkan agama-agama langit atau samawi, Yahudi, Nasrani, dan Islam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News