Ibrahim
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Meskipun Syariati memberi perspektif Syiah yang kental, tetapi interpretasinya terhadap kehidupan Ibrahim dikutip secara luas dan dianggap sebagai salah satu yang paling otoritatif.
Keluarga menjadi unit terkecil untuk membangun peradaban dunia. Keluarga yang sukses dalam jalan tauhid akan menghasilkan peradaban tauhid.
Ibrahim menemukan imannya melalui perjalanan kontemplatif yang sangat panjang dan penuh risiko.
Ibrahim memulai dengan memperkuat keimanan pribadinya.
Di tengah kehidupan masyarakat pagan yang penuh dengan kemusyrikan, Ibrahim mempertahankan dirinya sebagai manusia yang ''hanif' dan ''muslim''.
Hanif adalah hati yang murni tidak dikotori oleh syirik. Muslim artinya berserah diri total kepada Allah Yang Esa.
Kisah Ibrahim yang menghancurkan patung-patung yang menjadi sesembahan kaumnya menjadi contoh bagaimana Ibrahim mempergunakan rasio dan logikanya untuk menemukan tuhan.
Dia lahir di lingkungan penyembah berhala. Azar, orang tua Ibrahim, bukan hanya seorang penyembah berhala, tetapi juga seorang arsitek pembuat patung batu untuk dijadikan berhala.
Ibrahim menjadi bapak yang melahirkan agama-agama langit atau samawi, Yahudi, Nasrani, dan Islam.
- Pertamina Pastikan Siap Layani Kebutuhan Avtur untuk Penerbangan Haji 2024
- BPKN Soroti Insiden Mesin Pesawat Garuda Terbakar saat Bawa Calon Jemaah Haji
- Seorang Jemaah Calon Haji Asal Lubuklinggau Meninggal di Madinah
- Pj Gubernur Sumsel Lepas 445 Jemaah Calon Haji Kloter Pertama Embarkasi Palembang
- 2 Jemaah Calon Haji Asal Cianjur Batal Berangkat, Ini Sebabnya
- Ratusan Jemaah Haji Indonesia Mulai Diberangkatkan ke Tanah Suci