Iming-imingnya Selembar Lima Puluh Ribuan
Sabtu, 01 Mei 2010 – 01:55 WIB
Iming-imingnya Selembar Lima Puluh Ribuan
Sementara itu, Made-sebut saja begitu, pria asal Tabanan yang lama jadi anak pantai di Kuta terkait fenomena ini menyatakan warga lokal tidak suka disebut gigolo. Memang tujuan mereka bukan mencari uang, untuk kekayaan. " Just for fun lebih tepat. Setahu saya, sampai sekarang begitu, petualangan lelaki lah," sebutnya. Sebutnya lebih jauh, di era 1970-an, era flower generation dugaan praktik "gigolo" ditengarai ada. Ini fenomena dari Kuta hingga Ubud. Namun demikian, ini semua kembali ke itikadnya, hanya hanya senang-senang saja. Versi Made, mereka bisa disebut playboy. "Tapi sekarang. Banyak anak pantai dari luar datang ke Kuta. Tujuan mereka, ke arah jadi gigolo. Karena di Kuta memang potensi, " jelasnya.
Potensi yang dimaksud adalah pelancong yang datang selain berlibur, ada juga yang pelesiran untuk memuaskan petualangan seksual mereka. Ini sulit dideteksi. "Memang yang idem, terlihat dekil disukai orang asing, itu sensual," imbuhnya, di akhir pembicaraan.(*)
Film Cowboys in Paradise film besutan Amit Virmani, sutradara asal Singapura, memang membuat heboh dinilai berpotensi merusak citra pariwisata pulau
Redaktur & Reporter : Auri Jaya
BERITA TERKAIT
- BRT Gratis & Akses Sekolah untuk Semua Jadi Kado HUT ke-478 Kota Semarang
- Peringati Hardiknas 2025, Ahmad Luthfi Berikan Beasiswa kepada 1.100 Anak Tidak Sekolah
- Pekan Imunisasi Dunia 2025: Ribuan Anak di Bogor Terima Vaksin Gratis
- Mahasiswa Asal Inhu Tewas Kecelakaan Tunggal di Pekanbaru, Motor Hilang
- 386 Jemaah Calon Haji Asal NTB Tiba di Tanah Suci Makkah
- Inikah Provokator yang Ditangkap Polisi saat Demo Hari Buruh?