Impor Turun, Kredit Perbankan Melambat
BI Rate Tak Berubah
Jumat, 09 November 2012 – 04:04 WIB
Dody menerangkan, korporasi yang terkait dengan ekspor impor saat ini juga tengah berhati-hati dalam aksi penarikan kredit, yang memiliki spesifikasi habis dalam satu siklus usaha, dengan jangka waktu maksimal satu tahun tersebut. Apalagi, impor saat ini juga tertekan oleh adanya kenaikan nilai tukar rupiah. Meski di satu sisi, keadaan tersebut cukup menguntungkan eksporter.
"Sayangnya kegiatan ekonomi domestik juga lebih rendah dari perkiraan kami. Tapi pada kuartal IV, kami proyeksi kredit perbankan bisa berangsur membaik," terangnya.
Ketika kredit modal kerja menurun, sebaliknya kredit konsumsi tumbuh relative stabil sebesar 19,6 persen yoy. kredit investasi juga tumbuh tinggi 30,4 persen yoy. "Kredit investasi yang tinggi tersebut kami harapkan bisa meningkatkan kapasitas perekonomian nasional," paparnya.
Sebagai catatan, Rapat Dewan Gubernur BI memutuskan untuk emmpertahankan BI rate sebesar 5,75 persen. Tingkat suku bunga tersebut dinilai masih konsisten dengan tekanan inflasi yang rendah, dan terkendali sesuai dengan sasaran inflasi tahun 2012 dan 2013. "Inflasi kami proyeksi masih di angka 4,5-4,6 persen," kata Dody. (gal)
JAKARTA - Tajamnya penurunan impor Indonesia pada kuartal III 2012 memengaruhi perlambatan pertumbuhan kredit perbankan pada periode yang sama. Bank
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Sinar Mas Land & Astra Land Indonesia Berkolaborasi Kembangkan Kawasan Residensial Baru
- BRI Peduli Tebar CSR di SDN 01 dan 02 Gunung Geulis Bogor
- 50 Jurnalis dapat Beasiswa S2 dari BRI Fellowship Journalism
- Diminati Pasar, The Hudson Manhattan District Tahap 2 Dilanjutkan
- Potensi Industri Fesyen Indonesia Besar, Desainer Malah Kesulitan, Ada Apa?
- bjb syariah Raih Penghargaan Bergengsi di Milad Ke-14