Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Turun, Pengadaan Masih Jadi Lahan Basah

Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Turun, Pengadaan Masih Jadi Lahan Basah
Spanduk dibentangkan oleh pegawai KPK dalam aksi yang pernah digelar di teras Gedung Merah Putih KPK pada tahun 2019. (Kompas.com: Dylan Aprialdo Rachman)

Pengadaan masih jadi lahan basah

Transparency International Indonesia mengatakan skor dan peringkat Indonesia yang dinamik menunjukkan Indonesia masih membutuhkan usaha ekstra dalam melakukan perbaikan demi negara yang bersih dari korupsi di masa mendatang.

Negara tetangga terdekat Indonesia, seperti Vietnam mengalami peningkatan poin, yang kini berada di posisi 77. Begitu juga dengan Thailand yang kini berada di posisi 101.

Wawan mengatakan jika dibandingkan dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya, Indonesia kini menduduki peringkat 7 dari 11 negara.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan perlu adanya "terobosan" dan kerja sama yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi korupsi, karena KPK tidak bisa melakukannya sendiri.

"Hasil ini menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dicarikan solusi jika tidak ingin keadaannya semakin buruk," ujar Pahala Nainggolan, Deputi Bidang Pencegahan dan Monitoring KPK dalam jumpa pers, kemarin.

"Kita harus melakukan terobosan antar-seluruh pemangku kepentingan baik di pusat maupun daerah."

Masalah pengadaan dan jasa adalah salah satu contoh yang sering mengalami korupsi, menurut Pahala, dengan tercatat ada 277 modus korupsi terkait pengadaan.

Menurut Boyamin Saiman dari Masyakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), masalah korupsi dalam pengadaan padahal bisa dilakukan dengan adanya tender yang transparan, kompetitif, serta aturan lebih sederhana.

Peringkat Indonesia untuk masalah korupsi berada di posisi ke-108 dari 180 negara, artinya tidak ada perubahan signifikan dalam upaya pemberantasan korupsi

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News