India Mengalami Gelombang Kedua Penularan COVID-19, Rumah Sakit dan Layanan Kremasi Jenazah Penuh

India Mengalami Gelombang Kedua Penularan COVID-19, Rumah Sakit dan Layanan Kremasi Jenazah Penuh
Seorang pria ditenangkan oleh saudaranya setelah ia melihat jenazah ayahnya yang meninggal akibat COVID-19 dan akan dimakamkan di New Delhi. (Reuters: Danish Siddiqui )

Pemerintah India telah melonggarkan hampir seluruh aturan 'lockdown' pada awal tahun 2021 ini, meski sejumlah daerah seperti New Delhi dan Maharashtra memperkenalkan pembatasan lokal. 

Namun baru setelah adanya gelombang kedua penularan Pemerintah India mulai mengambil upaya untuk mengatasinya, seperti melarang pawai kampanye pemilihan dalam jumlah besar, serta memperbolehkan vaksinasi warga di atas 18 tahun mulai 1 Mei. 

Gelombang kedua di India sudah dimulai sejak Februari kemarin dengan sekitar 11.000 kasus kemudian dalam waktu 60 hari kemudian angkanya telah mencatat 89.800 penularan COVID-19.

Hari Senin kemarin angka kasus di India telah mencapai 273.810 dengan angka penularan harian tertinggi sejak pandemi COVID-19 dimulai.

Merasa menang terlalu cepat

Awal Maret lalu dalam konferensi pers, Menteri Kesehatan India, Harsh Vardhan mengatakan kepada media jika India sudah berada di "end game" atau akhir dari pandemi COVID-19.

Ia menambahkan jika Pemerintah India dibawah pimpinan PM Modi telah menjadi sebuah contoh bagaimana kerjasama internasional dilakukan. 

Saat itu India sudah mulai mengirimkan vaksin-vaksin yang dikembangkan negaranya ke negara lain.

Namun yang tidak terbayangkan oleh India saat itu adalah ancaman varian baru virus corona di saat warga semakin bebas beraktivitas seperti menghadiri pesta pernikahan atau kegiatan keagamaan.

Di sejumlah kota di India, jumlah kremasi dan penguburan diperkirakan lebih besar dari data resmi kematian akibat COVID-19,

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News