Indonesia Tanggapi Perang Mata Uang
Senin, 25 Oktober 2010 – 19:25 WIB

Indonesia Tanggapi Perang Mata Uang
‘’Kesepakatan itu isinya, masing-masing negara menggunakan mata uang sendiri. Perdagangan kedua negara masih berjalan normal. Asalkan sektor riil bisa berkembang, saya yakin ekonomi Indonesia bisa lebih baik (meski terjadi currency war),’’ kata Agus.
Saat dihubungi wartawan, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Djimanto, menegaskan perang mata uang yang terjadi di dunia internasional akan sangat merugikan Indonesia, khususnya pengusaha.
"Karena pengusaha Indonesia yang bergerak dibidang ekspor dan impor akan sangat keberatan dengan Dollar AS yang melemah terhadap mata uang China. Kita itu seperti habis jatuh, kemudian tertimpa tangga pula,"" katanya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar idealnya menurut Djimanto berada dikisaran Rp9.500. Jangan sampai menyentuh level Rp8.500 karena pengusaha yang nantinya akan merasakan dampaknya.’’Kalau sekarang mungkin memang dampaknya belum terasa, namun untuk beberapa bulan berikutnya pasti akan terasa,’’tegasnya.(afz/jpnn)
JAKARTA - Melemahnya Dollar America dan Yuan menjadi indikasi banyak kalangan, bahwa telah terjadi perang mata uang (currency war) antara Amerika
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- KBA Garmin Menghadirkan Teknologi Navigasi hingga Multimedia untuk Pengalaman Sempurna
- Muhammad Akbar Melantik Tiga Pejabat di Lingkungan PT Krakatau Steel
- Pelindo & Kemenhub Dorong Investasi di Sektor Maritim Lewat Indonesia Maritime Week 2025
- KBA Yamaha Marine Meluncurkan Mesin Tempel Baru, Dukung Pengembangan Industri Maritim
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 4 Mei 2025: Antam, UBS dan Galeri24 Kompak Turun
- Beri Pelatihan Digital Marketing, Sandiaga Uno Ingin Difabel Lebih Berdaya