Industri Harus Lebih Peduli, Masyarakat Bisa Menekan

Industri Harus Lebih Peduli, Masyarakat Bisa Menekan
EKONOMI - Terry Sunderland (membelakangi gambar proyektor) ketika berbicara dalam sesinya di hadapan wartawan peserta Media Wokshop terkait Konferensi ATBC 2010, yang diadakan CIFOR di Bedugul, Bali. Foto: Arsito Hidayatullah/JPNN.
BEDUGUL - Isu-isu lingkungan selama ini hampir selalu berseberangan dengan aspek ekonomi. Artinya, ketika terjadi masalah kerusakan lingkungan dan diangkat ke permukaan, baik oleh LSM maupun kelompok lain, bidang ekonomi senantiasa terkait di dalamnya. Baik itu sebagai penyebab, maupun sebaliknya sebagai faktor yang dikedepankan kemudian untuk 'mementahkan' masalah lingkungan yang dimunculkan.

Kesimpulan ini antara lain menjadi salah satu poin utama yang terungkap dari pemaparan Dr Terry Sunderland, salah seorang peneliti yang bicara dan beriskusi dalam CIFOR Media Workshop, Minggu (18/7) siang. Meski begitu, sama dengan beberapa peneliti lainnya yang sebelumnya sudah sempat berbicara, Sunderland tak hendak mengembangkan pertentangan dari kedua aspek tersebut. Sebab bagaimanapun memang, ekonomi - termasuk yang mengeksploitasi SDA (Sumber Daya Alam) - mau tak mau harus terus berjalan.

Untuk masalah keanekaragaman hayati, Sunderland lebih jauh lantas memaparkan sejumlah poin penting yang harus diperhatikan dalam hubungannya dengan (usaha) perekonomian. Antara lain yaitu upaya merumuskan mekanisme kompensasi (sama seperti apa yang telah dihasilkan dalam isu perubahan iklim, Red), penekanan pada pemaksimalan Corporate Social Responsibility (CSR) oleh industri/usaha terkait, tekanan konsumen atau masyarakat (bisa dalam hal sertifikasi, perdagangan yang adil dan sebagainya), hingga pengembangan eco-tourism, serta kemauan untuk membayar (willingness to pay).

"Media dan juga publik perlu memperhatikan ini, di mana dalam hal pengembangan eco-tourism misalnya, yang terdengar sangat pro pada lingkungan, tapi tidak serta-merta berarti positif, dan masih perlu dipertanyakan. Apakah dengan membangun, katakanlah sebuah komplek dengan fasilitas megah yang ada pemandangan alamnya, lantas sudah bisa disebut eco-tourism misalnya?" jelasnya sembari melontarkan contoh pertanyaan.

BEDUGUL - Isu-isu lingkungan selama ini hampir selalu berseberangan dengan aspek ekonomi. Artinya, ketika terjadi masalah kerusakan lingkungan dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News