Industri Shipyard Indonesia Bisa Bangkit Kembali, Asal...

Industri Shipyard Indonesia Bisa Bangkit Kembali, Asal...
Presiden Joko Widodo saat meninjau salah satu galangan kapal di Batam, Kepri beberapa waktu lalu. Foto: dok.JPNN

"50 persen galangan kapal yang ada di Indonesia ada di Batam, yakni 104 dari 250 perusahaan," tambahnya.

Pemerintah katanya harus memperhatikan hal ini, jangan sampai isu ini menjadi fatal di kemudian hari.

"Kita ambil contoh di Malaysia. Pemerintahnya memberikan bunga bank rendah, besarnya sepertiga dari bunga komersil sebagai insentif untuk shipyard di sana," ungkapnya.

Atau pemerintah bisa membebaskan sejumlah pajak."Jangan malah dibebanin lagi dengan hal-hal lain seperti kenaikan gaji," tambahnya.

Dia juga menyoroti tarif jasa pelabuhan BP Batam yang dianggap mahal. Saat ini, polemik mengenai tarif tersebut telah dibawa ke tataran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian karena tidak adanya kesepakatan antara pengusaha pelayaran dan BP Batam.

"Ongkos biaya kepelabuhanan harus murah supaya pelayaran bisa hidup. Apalagi BP Batam diberikan subsidi dari anggaran APBN," katanya.

Terpuruknya shipyard juga bisa dilihat dari data ekspor kapal yang dihimpun BPS Kepri pada awal tahun 2017.

Pertumbuhan kapalnya menunjukkan tren fluktuatif. Pada Januari ekspor kapal menyentuh angka 0,5 juta dolar Amerika. Kemudian di bulan Februari naik menjadi 5,4 juta Dolar Amerika.

Kelesuan ekonomi global punya andil mempengaruhi industri galangan kapal dan konstruksi minyak dan gas di seluruh dunia, termasuk Batam, Kepri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News