Industri Shipyard Terpukul, 140 Ribu Karyawan di-PHK

Industri Shipyard Terpukul, 140 Ribu Karyawan di-PHK
PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau proyek pengerjaan kapal pesanan Pertamina di galangan kapal PT Anggrek Hitam, Kabil, tahun lalu. Foto: cecep mulyana / batampos / jpg

jpnn.com, BATAM - Presiden Jokowi membawa angin segar bagi pengusaha dan industri galangan kapal saat berkunjung ke Batam pada 2015 lalu.

Kedatangannya kala itu untuk meninjau beberapa Shipyard yang ada di Tanjunguncang, Batam, Kepri. Tetapi pelan-pelan galangan kapal terpukul.

Bahkan 105 perusahaan yang ada harus mem-PHK sekitar 70 persen atau 140 ribu karyawan dari total 200 ribu karyawan.

"Perusahaan tetap ada tetapi aktivitas sama sekali tak ada. PHK jawabannya. Dari sekitar 200 ribu karyawan sejak 2015, sekarang hanya tersisa sekitar 30 persen saja," kata EXCO Batam Shipyard and Offshore Association (BSOA), Novi Hasni, Rabu (22/3).

Sepinya order dan krisis global menghantam perusahaan galangan kapal di Batam. Satu persatu perusahaan memPHK karyawan.

"Kondisi galangan kapal mulai tahun 2015 hingga saat ini mengalami penurunan yang drastis. Hampir tidak ada yang mengerjakan project pembuatan kapal baru," kata

Selain pasar global, terpuruknya industri galangan kapal juga karena turunnya harga minyak mentah dan harga komoditi tambang. Sehingga banyak over supply armada kapal hampir di seluruh dunia. Ini mengakibatkan tidak adanya pemesanan kapal-kapal baru.

"Sedangkan project-project kapal dari pemerintah juga belum banyak membantu untuk menggairahkan kembali industri shipyard di Batam," katanya.

Presiden Jokowi membawa angin segar bagi pengusaha dan industri galangan kapal saat berkunjung ke Batam pada 2015 lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News