Industri Shipyard Terpukul, 140 Ribu Karyawan di-PHK

Industri Shipyard Terpukul, 140 Ribu Karyawan di-PHK
PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau proyek pengerjaan kapal pesanan Pertamina di galangan kapal PT Anggrek Hitam, Kabil, tahun lalu. Foto: cecep mulyana / batampos / jpg

Kepala BP Batam Hatanto Reksodiputro mengatakan lesunya industri galangan kapal di Batam ini lebih dikarenakan ekonomi global. Ia menyebut dalam waktu dekat industri galangan kapal di Batam juga belum menunjukkan kemajuan.

"Ada sekitar 11 perusahaan yang akan masuk tetapi tidak ada yang untuk shipyard," katanya.

Cara yang paling memungkinkan untuk memajukan shipyard di Batam menurut Hatanto, adalah dengan menggabungkan beberapa perusahaan yang kecil. Sehingga bisa memproduksi kapal yang lebih besar dengan teknologi yang lebih hebat.

"Jadi perusahaan-perusahaan kecil harus merge. SUpaya bisa mempunyai kemampuan yang lebih besar. Dan ketika menjadi besar maka kita bisa undang investor besar," katanya.

Menurutnya saat ini banyak perusahaan yang hanya bisa mampu untuk membuat kapal tongkang. Padahal permintaan menurun.

"Kita akan mulai jalan untuk Shipyard ini, dan kita harus bisa skala besar supaya bisa bersaing dengan PT PAL," katanya.

Kedepannya, BP Batam juga akan roadshow untuk mencari investor di bidang shipyard. Di mana Batam adalah kota dengan jumlah perusahaan shipyard terbanyak di Indonesia. (ian)


Presiden Jokowi membawa angin segar bagi pengusaha dan industri galangan kapal saat berkunjung ke Batam pada 2015 lalu.


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News