Info Terkini dari Bareskrim Soal Kasus Maria Pauline Lumowa si Pembobol BNI

Info Terkini dari Bareskrim Soal Kasus Maria Pauline Lumowa si Pembobol BNI
Tersangka pelaku pembobolan Bank BNI Maria Pauline Lumowa tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (9/7/2020). Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra/nz/aa

Awi pun menyinggung soal masa kedaluwarsa kasus ini. Sesuai KUHAP, jangka waktu berakhir pada Oktober 2021.

“Jangka waktu kedaluwarsanya akan berakhir pada Oktober 2021, tentunya jika dapat lebih cepat diselesaikan maka lebih baik,” lanjut Awi menerangkan.

Diketahui, Maria Pauline Lumowa merupakan salah satu tersangka pelaku pembobolan kas BNI cabang Kebayoran Baru lewat Letter of Credit (L/C) fiktif.

Pada periode Oktober 2002 hingga Juli 2003, BNI mengucurkan pinjaman senilai 136 juta dolar AS dan 56 juta Euro atau sama dengan Rp 1,2 triliun dengan kurs saat itu kepada PT Gramarindo Group yang dimiliki Maria Pauline Lumowa dan Adrian Waworuntu.

Aksi PT Gramarindo Group diduga mendapat bantuan dari 'orang dalam' karena BNI tetap menyetujui jaminan L/C dari Dubai Bank Kenya Ltd., Rosbank Switzerland, Middle East Bank Kenya Ltd., dan The Wall Street Banking Corp yang bukan merupakan bank korespondensi BNI.

Pada Juni 2003, pihak BNI yang curiga dengan transaksi keuangan PT Gramarindo Group mulai melakukan penyelidikan dan mendapati perusahaan tersebut tak pernah melakukan ekspor.

BACA JUGA: Kaca Mobil Pecah, Uang Rp60 Juta Milik ASN Ini Raib

Dugaan L/C fiktif ini kemudian dilaporkan ke Mabes Polri, namun Maria Pauline Lumowa sudah lebih dahulu terbang ke Singapura pada September 2003 alias sebulan sebelum ditetapkan sebagai tersangka oleh tim khusus yang dibentuk Mabes Polri. (cuy/jpnn)

Penyidik Bareskrim Polri terus mengusut kasus pembobolan dana BNI oleh tersangka Maria Pauline Lumowa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News