Ingat, Memainkan Agama di Pilkada Itu Berbahaya

Ingat, Memainkan Agama di Pilkada Itu Berbahaya
Warga saat mengikuti pencoblosan Pilkada DKI Jakarta 2017 di TPS 06, Rawa Barat, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (15/2). Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amin Mudzakkir menilai masyarakat di DKI Jakarta mulai ditekan untuk memilih gubernur berdasarkan agama ketimbang kinerja.

"Itu bukan hoaks,” kata Amin di Jalan Cemara Nomor 19, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (3/4).

Bahkan, katanya, konsultan-konsultan politik saat ini juga memainkan isu-isu agama. Alasannya karena hal itu memang menjadi keinginan masyarakat.

Amin menegaskan, Indonesia yang berbineka memungkinkan setiap warga negaranya memimpin pemerintahan. "Sekarang itu diabaikan," sesalnya.

Lebih lanjut Amin mengatakan, beberapa survei terakhir menunjukkan responden masyarakat kepincut isu agama. Imbasnya, akan sukar bagi warga ibu kota berdiri di atas konstitusi atau rasionalitas politik.

Karenanya harus ada upaya memberi pemahaman yang tepat. "Orang harus diedukasi itu enggak benar," ucapnya.

Selain itu Amin juga mengatakan, jika pemahaman tersebut bertumbuh subur di tengah masyarakat, maka akan membahayakan demokrasi. Sebab, isu identitas akan terus digunakan untuk bisa meraih kekuasaan.

“Entah itu agama, etnis, kesamaan daerah dan seterusnya. Ini suatu pilihan yang tidak etis sebenarnya," pungkasnya. (uya/JPG)


Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amin Mudzakkir menilai masyarakat di DKI Jakarta mulai ditekan untuk memilih gubernur berdasarkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News