Ingin Basmi Korupsi, Rakyat Bulgaria Menolak Golput di Pilpres

Posisi presiden di Bulgaria juga mempunyai tribun yang tinggi untuk memengaruhi opini publik.
Radev, yang merupakan seorang mantan komandan angkatan udara, telah mendapatkan popularitas karena dukungan terbukanya untuk protes anti korupsi besar-besaran terhadap Borissov pada 2020.
Radev juga menjadi popular karena menunjuk kabinet sementara yang mengungkap kasus kesepakatan gelap untuk proyek pengadaan publik yang dilakukan kabinet kanan-tengah Borissov.
Namun, Borissov telah membantah melakukan kesalahan.
Partai antikorupsi baru bernama We Continue The Change (PP), yang didirikan oleh dua pengusaha lulusan Harvard yang diangkat Radev sebagai menteri sementara pada Mei 2021, memenangkan pemilihan parlemen pekan lalu.
Radev didukung oleh lawan politik Borissov -- PP, para sosialis, dan partai anti elite ITN, yang bersama dengan faksi anti korupsi lainnya, mengadakan pembicaraan untuk membentuk pemerintahan.
"Radev adalah seorang (calon presiden) terdepan, tetapi hal itu ke depan akan sangat tergantung pada apakah para pendukungnya benar-benar akan memberikan suara," kata analis politik Daniel Smilov dari Center for Liberal Strategies yang berbasis di Sofia.
Sementara itu, Gerdzhikov menuduh Radev telah mengadu domba rakyat Bulgaria satu sama lain dan berjanji untuk menyatukan bangsa, yang dilanda salah satu tingkat kematian tertinggi akibat COVID di Uni Eropa dan melonjaknya biaya energi.
Berbeda dengan di negara lain, rakyat Bulgaria yang membenci korupsi justru memilih tidak golput pada pilpres tahun ini
- Prabowo Percaya Hakim Bergaji Besar Tidak Bisa Disogok
- KPK Periksa Mantan Direktur LPEI Terkait Kasus Korupsi Fasilitas Kredit
- Dukung RUU Perampasan Aset, Prabowo Sentil Koruptor: Enak Saja Sudah Nyolong...
- Yunus Wonda Diminta Bertanggung Jawab di Kasus PON XX Papua
- MUI Dukung Kejagung Membongkar Habis Mafia Peradilan
- Eks PJ Wali Kota Pekanbaru dan 2 Anak Buahnya Akui Terima Gratifikasi Miliaran Rupiah