Ini Penyebab Garam Produksi Lokal Belum Memenuhi Kebutuhan Industri

Ini Penyebab Garam Produksi Lokal Belum Memenuhi Kebutuhan Industri
Petambak memanen garam. Foto: Suryanto/Radar Surabaya

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah telah membangun washing plant untuk pencucian garam di berbagai daerah. Namun, garam tersebut belum memenuhi kebutuhan industri dari sisi kualitas maupun kuantitas.

Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) mengatakan garam dari fasilitas pencucian sesuai SNI 3556:2016.

Namun, namun spesifikasinya untuk garam konsumsi beryodium, dengan syarat mutu kadar NaCl 94 persen, sehingga output garam dari washing plant tidak dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industri petro kimia dari sisi kualitas.

“Spesifikasinya tidak masuk,” ucap Fajar dalam keterangan resmi yang diterima JPNN.com, Selasa (2/2/2021).

Dia mengatakan garam yang dicuci dengan kualitas tidak begitu baik.

Kadar impuritis (zat pengotor) pada garam masih tinggi, serta kadar NaCl masih dibawah kebutuhan industri petro kimia.

“Kadar NaCl yang dipakai kita 99%, sedangkan produksi dalam negeri kadar NaCl paling tinggi 96 persen,” ujarnya.

Fajar mengatakan mesin pencucian garam dengan kapasitas 40.000 ribu ton pertahun, sedangkan kebutuhan industri petro kimia mencapai 2,5 juta ton per tahun.

Pemerintah telah membangun washing plant untuk pencucian garam di berbagai daerah. Namun, garam tersebut belum memenuhi kebutuhan industri dari sisi kualitas maupun kuantitas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News