Ini Sejumlah Penghambat Profesor tak Publikasi Internasional

Ini Sejumlah Penghambat Profesor tak Publikasi Internasional
Dirjen Sumber Daya Iptek Kemenristekdikti, Ali Ghufron Mukti. Foto: Humas Kemenristekdikti for JPNN

Dia mengusulkan jika pemerintah atau kampus membuat layanan khusus yang bertugas menerjemahkan karya tulis guru besar ke bahasa Inggris.

Dia mencontohkan di Jepang sudah ada unit khusus yang membantu menerjemahkan karya ilmiah para guru besar. ’’Kemampuan bahasa Inggris orang Jepang tidak sebaik Indonesia,’’ katanya.

Asep mengingatkan bahwa kemampuan menulis karya ilmiah berbasis hasil riset itu perlu perawatan.

Memang benar ketika mengusulkan gelar profesor, kandidat guru besar cukup aktif membuat publikasi.

Tetapi setelah itu tidak dirawat sehingga dia menyebut seperti mesin yang karatan. ’’Kalau sudah karatan seret,’’ jelasnya.

Dirjen Sumber Daya Iptek-Dikti Kemenristekdikti Ali Ghufron Mukti memiliki dugaan lain terkait sedikitnya guru besar yang membuat publikasi internasional.

Diantaranya adalah dari sisi waktu, profesor banyak yang tersita untuk mengajar dan kegiatan konsultasi mahasiswa bimbingannya.

Kemudian kultur menulis juga belum kuat. ’’Budaya oralnya lebih dominan ketimbang kultur menulis,’’ ungkapnya.

Pemerintah dalam hal ini kemenristekdikti diharapkan melihat fenomena masih banyak guru besar belum menulis publikasi ini secara luas dan mendalam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News