Inilah Cara PANDI Melestarikan Aksara Pegon agar Tidak Punah

jpnn.com - Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) segera melakukan digitalisasi aksara Pegon agar tidak punah digilas oleh perkembangan dunia digital.
Ketua PANDI, Yudho Giri Sucahyo mengatakan program Merajut Indonesia melalui Digitalisasi Aksara Nusantara yang selama ini sudah dijalankan dengan melakukan digitalisasi aksara Jawa, Bali, Sunda, Rejang, Batak, dan Bugis.
Langkah ini dilakukan untuk melestarikan bahasa-bahasa daerah karena ingin memberikan kontribusi bagi bangsa Indonesia sebagai wujud nasionalisme yang dituangkan dalam bentuk upaya digitalisasi aksara nusantara warisan leluhur.
"Digitalisasi ini dilakukab agar generasi muda dapat mengenal dan memahami aksara-aksara asli daerah terdahulu yang kini kian terkikis zaman," kata Yudho dalam keterangan tertulisnya.
Digitalisasi ini nantinya memudahkan proses pembinaan dan pengembangan aksara Pegon karena bisa diakses dan tersedia di perangkat mobile dan merupakan bentuk pelestarian budaya lokal agar bisa tetap hidup dan mengikuti zaman.
Gagasan ini tercetus dalam sebuah pertemuan antara Tim PANDI dan pengasuh Pondok Pesantren Al Ikhlash, Mulyorejo, Dalegan, Kec Panceng, Kab. Gresik, Jawa Timur, Sabtu lalu (21/11).
Aksara Pegon merupakan huruf Arab, tetapi menggunakan kaidah-kaidah tertentu untuk menuliskan bahasa selain Arab.
Selama ini aksara Pegon digunakan dalam penulisan naskah-naskah kuno di kalangan pesantren dalam bahasa Jawa.
BERITA TERKAIT
- Apresiasi PANDI, CFI Minta Pemerintah Dukung Digitalisasi Budaya Bangsa
- Digitalisasi Aksara Sunda tak Direspons, Pegiat Kirim Surat Terbuka untuk Ridwan Kamil
- Ikhtiar PANDI Mendigitalisasi Aksara Nusantara ke Dalam Format IDN
- PANDI Perpanjang Lomba Bikin Website Konten Aksara Sunda
- Pemerintah Klaim Berhasil Turunkan Angka Buta Aksara di Indonesia
- PANDI, Melsa dan Unpad Berikan Asistensi Peserta Bikin Website Aksara Sunda