Inilah Pernyataan Ulama yang Dituding jadi Dalang Kudeta Gagal

Sejak meninggalkan Turki dan menetap di Negeri Paman Sam pada 1999, Gulen menjalani kehidupan yang ’’sepi’’. Dia tidak pernah mau menerima media. Dia menolak diwawancarai atau diambil fotonya.
Dia juga sangat jarang meninggalkan kota kecil yang menjadi salah satu tempat meditasi favorit umat Hindu tersebut. Maka, pernyataan tertulisnya Jumat lalu itu menjadi salah satu yang langka.
Sebelum mengasingkan diri, Gulen sebenarnya dikenal sebagai salah seorang sahabat Erdogan. Tapi, hubungan dua karib itu renggang pada 2013.
Tepatnya setelah muncul investigasi korupsi yang membuat Erdogan dan keluarganya ikut diperiksa. Erdogan langsung menuding Gulen sebagai otak di balik investigasi yang membuat namanya cemar tersebut.
Hubungan antara Gulen dan Erdogan pun memburuk. Apalagi setelah Erdogan memasukkan nama Gulen ke daftar buron. Erdogan menganggapnya teroris.
Dia juga mendeklarasikan Hizmet sebagai salah satu gerakan yang dilarang di Turki. Sebab, fondasi gerakan berbasis pelayanan itu berbeda dengan ajaran Islam di Turki. Maka, Gulen lantas angkat kaki dari tanah tumpah darahnya.
Namun, ternyata keputusan Gulen itu tidak membuat Erdogan berhenti memusuhinya. Pemerintah Turki menuduh sang ulama berusaha mendirikan negara di dalam negara (parallel state).
Dia dianggap menghasut rakyat Turki lewat gerakannya, Hizmet, agar menjadikannya pemimpin. Gulen selalu membantah seluruh tuduhan tersebut. Dia juga menolak dianggap makar.
LOS ANGELES - Nama Fethullah Gulen langsung melejit. Ulama kelahiran Turki yang kini mengasingkan diri di Amerika Serikat (AS) tersebut dituding
- Donald Trump Sebut Industri Film di AS Sekarat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- 2 Kapal Wisata Terbalik di China, 3 Orang Tewas & 14 Hilang
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Israel Pelanggaran Terhadap Kedaulatan Suriah
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza