Inilah Sebab Industri Masih Enggan Tampung Lulusan SMK
Kemendikbud Dorong Perubahan Kurikulum demi Genjot Penyerapan Tamatan Vokasi
Selanjutnya, adalah penguatan perguruan tinggi vokasi dalam melaksanakan rekognisi pembelajaran lampau di bidang prioritas, penguatan humas kemitraan industri dunia usaha dan dunia kerja, serta penyelarasan kurikulum dan sarana prasarana pendidikan vokasi dengan IDUKA. Terakhir adalah program kampus pendamping kemitraan.
"Ada tujuh program kemitraan yang diluncurkan. Namun secara keseluruhan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memiliki sekitar 40 program dengan alokasi anggaran mencapai Rp3,5 triliun," terang Dirjen Wikan.
Wikan menambahkan, penyelarasan kurikulum menjadi poin yang paling penting dalam paket 'Pernikahan Massal' pendidikan vokasi dengan IDUKA. Kurikulum harus menjamin lulusan vokasi sudah memiliki budaya kerja yang baik dan profesional ketika menamatkan studi.
"Kurikulum itu jangan sekadar hard skill, tetapi soft skill seperti attitude juga diperlukan," tegasnya.(esy/jpnn)
Kalangan industri enggan menerima lulusan SMK vokasi yang masih senang bermain-main dan ngobrol.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Keripik Tempe Rohani jadi Oleh-Oleh Khas yang Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pinjaman BRI
- Bea Cukai Purwokerto Dorong Pengembangan Industri Hasil Tembakau di Purbalingga
- Bea Cukai Berikan Izin Fasilitas Kawasan Berikat kepada Produsen Barang Plastik Lembaran
- Rokok Ilegal Dinilai jadi Pemicu Penurunan Cukai Tembakau
- Buttonscarves Beauty Sukses Hadirkan Produk Kecantikan untuk Penampilan Menawan di Shopee Big Ramadan Sale
- Lembaga Keuangan Berperan Penting dalam Akselerasi Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia