Insyaallah Aku Lilo, Madrid

Insyaallah Aku Lilo, Madrid
Dahlan Iskan.

Saya tengak-tengok bengong. "Anda yang menelepon tadi?” tanya pelayan bar.

Rupanya dia melihat saya lagi mencari-cari layar. Atau karena melihat sosok Asia saya yang tidak biasa datang ke bar itu.

Semula saya memang ingin nonton di lobi hotel saja. Ini kan bulan puasa. Tapi sepi sekali. Saya tanya Google alamat-alamat sport bar.

Saya pilih salah satunya. Saya hubungi: apakah akan menyiarkan final Champions?

Saya pun diinterogasi: olahraga apa itu, di mana, di channel apa, jam berapa. Saya diminta menunggu. Masih dicoba dicari.

Jawabnya: bisa diadakan. Dia tahu: saya adalah orang yang menelepon tadi. ”Mau lihat di layar yang mana?,” tanyanya.

”Terserah,” jawab saya. ”Lho jangan terserah. Anda akan merasa nyaman duduk di mana?” katanya.

Bagi saya duduk di mana pun nyaman. Toh saya hanya akan pesan makanan untuk dibungkus. Akhirnya saya memilih layar yang sedang. Toh hanya sendirian.

Kadang di balik musibah itu memang ada udangnya. Yo wis rapopo. Insyaallah aku iso lilo….

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News