Investasi Tambang di Kukar Rawan Masalah

Investasi Tambang di Kukar Rawan Masalah
Investasi Tambang di Kukar Rawan Masalah
Rasa takut untuk berinvetasi, tambah dia, tak terlalu besar bagi para investor. Tapi bila di belakang hari IUP yang diterbitkan bermasalah, dan mengarah pada ranah pidana, ini bisa buat jera para pengusaha. "Biar pun pimpinan Distamben sudah bagus, tapi bawahannya masih semrawut, yah tetap dicap buruk instansi itu," aku, dia.

Di tempat berbeda, Didik Joko Sarwono, pengusaha batu bara yang merasa dipermainkan Distamben mengaku, dari 2007 ia sudah mendapat IUP Er, tapi IUP Ep dikeluarkan Distamben atas nama yang lain. "Duit yang saya keluarkan untuk membuat IUP Ep tak sedikit tapi Distamben malah memberikan IUP Ep pada orang lain," tutur Direktur CV Rizki Rahman ini.

Menurut Didik, dia sebagai pemegang IUP Er dan Alexander Hermas Wolfe (AHW) pemegang IUP Ep, saat itu akan difasilitasi Distamben untuk dipertemukan namun hingga sekarang janji untuk bisa membahas itu malah tak ada. Parahnya IUP Ep dari AHW tersebut perpanjangan izinnya baru-baru ini. "Dari saya memiliki enam angkot, habis saya jual, mobil saya juga sudah lenyap digadai," keluhnya saat merincikan biaya yang ia keluarkan.

Sebelumnya,  kontroversi ini bermula dari IUP-OP CV Rizki Rahman yang diterbitkan ketika Bupati Kukar Rita Widyasari sedang menjalani pendidikan di Harvard, Amerika Serikat. Parahnya lagi IUP ini bisa terbit lantaran dilibatkannya salah satu pegawai Badan Perecanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kukar.

TENGGARONG - Mau menambang di Kutai Kartanegara? Modal besar ternyata belum cukup. Sebab, belakangan hari Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang diterbitkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News