Investor Tiongkok Serbu NTB, Begini Pesan Pak Gubernur
jpnn.com - MATARAM - Para investor asal Tiongkok semakin banyak tertarik berinvestasi ke Lombok. Mereka saat ini tengah menjajaki berbagai peluang usaha untuk dikembangkan di NTB.
Hal ini terungkap dalam forum kerja sama investasi NTB dan seminar promosi investasi yang diselenggarakan Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Denpasar, kemarin (6/10) seperti dilansir Lombok Post (JPNN Group).
Gubernur NTB TGB HM Zainul Majdi berharap, kunjungan ini bisa menghasilkan investasi yang nyata bagi NTB. Ia menyebutkan, ada tiga kawasan yang saat ini tengah dikembangkan pemerintah, yakni kawasan Mandalika, pengembangan perikanan, pertanian, perkebunan di Samota Sumbawa, dan pengembangan Global Hub di Lombok Utara.
TGB ingin para investor bisa menanamkan investasinya di kawasan-kawasan yang tengah dikembangkan saat ini.
Jika masih ada hambatan, seperti kendala lahan dan izin ketenagakerjaan, Pemprov NTB siap untuk membantu para investor mendapatkan kemudahan.
”Kami sangat senang dengan adanya pertemuan ini mudahan bisa menghasilkan kerja sama yang kongkrit,” katanya.
Sementara itu, Konjen RRT Hu Yin Quan mengatakan, pemerintah RRT dan Indonesia sedang memasuki hubungan masa emas. Tidak hanya kalangan pemerintah tetapi juga rakyat.
Hal ini ditunjukkan belum lama ini, Presiden Jokowi hadir pada acara Konferensi Tingkat Tinggi di Tiongkok untuk memperluas kerja sama strategis dan membangun poros maritim dunia.
MATARAM - Para investor asal Tiongkok semakin banyak tertarik berinvestasi ke Lombok. Mereka saat ini tengah menjajaki berbagai peluang usaha untuk
- Berburu Keping Oreo Pokemon Mew, Hadiahnya Traveling ke Jepang
- Cetak Laba Rp 15,98 Triliun Pada Triwulan I 2024, Mayoritas Analis Rekomendasikan Beli Saham BBRI
- Semester I 2024: Pertamina Hulu Energi Catatkan Kinerja Cemerlang
- RUPST 2024 BRI Insurance Laporkan Kinerja Positif
- BRI & E9pay Perkuat Kolaborasi Layanan Finansial Bagi PMI di Korsel
- Pembiayaan Mikro dan Ultra Mikro BRI Capai Rp 622,6 Triliun