IPK 3,51 tapi kok Susah Banget dapat Kerja ya

IPK 3,51 tapi kok Susah Banget dapat Kerja ya
Ilustrasi mahasiswa wisuda. Foto: AFP

Sementara target lulusan yang menjadi wirausaha harapannya mencapai 50 persen. Nuhfil menjelaskan, tidak semua lulusan mudah membuka lapangan kerja. Harus ada kerjasama antara institusi, baik dari pendidikan, pemerintah dan intitusi terkait untuk membantu mahasiswa agar bisa mendapatkan kerja atau berwirausaha.

Ada banyak strategi yang dilakukan UB dalam mengentaskan lulusannya. Misalnya, memberikan mata kuliah kewirausahaan (KWU) di semua program studi, lalu entrepreneur center yang difokuskan untuk membantu mahasiswa mengembangkan bisnis mereka. Atau, mahasiswa setelah lulus bisa mendaftar UPKK atau tracer study yang kini sudah tersedia hampir di semua kampus di Kota Malang.

Sedangkan di UM, kelulusan per tahunnya cukup dinamis. Tahun 2017 lalu, ada 7.406 wisudawan. Di tahun yang sama, UM memasang target lulusan yang bekerja kurang dari enam bulan pasca lulus mencapai 4,12 persen. Maka ada 7.100 mahasiswa yang bisa bekerja selepas lulus.

Rektor UM Prof Dr AH Rofi’uddin menyatakan, lulusan UM juga diarahkan menjadi pengusaha. “Sektor kewirausahaan lebih disukai lulusan kekinian,” ujarnya.

Sebagai pendidik, ia paham betul arus minat kerja para lulusan. Dari sudut pandangnya, saat ini mahasiswa lebih suka dunia usaha start up. Sementara terkait sarjana luar kota yang menetap di Kota Malang, dia mengakuinya. “Tentu berkali-kali kami meminta mereka kembali dan mengembangkan daerah nya masing-masing,” kata Rofiuddin.

Sementara itu, Kepala Sub Bagian Alumni UIN Maliki, Muhammad Edy Thoyib mengklaim, lulusan yang terserap menjadi pekerja mencapai angka 70 persen. Untuk menaikkan jumlah penyerapan kerja, UIN siap membentuk tracer study secara online.

“Sudah saatnya tracer study dilaksanakan secara online mengingat alumni target responden adalah generasi milenial,” ujar Edi. (san/nr3/dan)


Meski sarjana dengan IPK 3,51 namun susah mendapatkan kerja, melamar di perusahaan kosmetik dan kuliner pun ditolak.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News