IPK 3,51 tapi kok Susah Banget dapat Kerja ya

IPK 3,51 tapi kok Susah Banget dapat Kerja ya
Ilustrasi mahasiswa wisuda. Foto: AFP

Henry menerangkan, pengangguran di Kota Malang rata-rata berpendidikan tinggi. Mayoritas lulusan SMA hingga PT. ”Bisa dibilang, ini fenomena pengangguran terdidik,” tutur laki-laki yang sebelumnya berdinas di BPS Provinsi Jawa Timur itu.

Berdasarkan pendataan BPS, mayoritas penggangguran juga dari kalangan mampu. Sehingga mereka lebih cenderung menggantungkan kebutuhannya dari orang tua atau anggota keluarga lainnya. Sebaliknya, mereka yang berpendidikan rendah umumnya berasal dari keluarga yang berpenghasilan rendah, sehingga mereka tidak mungkin bertahan hidup tanpa ada pekerjaan atau pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

”Contohnya saja di sini (Kota Malang, red). Rata-rata mereka yang bekerja di pinggiran itu pendidikanya rendah-rendah,” kata dia.

Sementara Kasi Perluasan Kesempatan Kerja Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Malang Erry Harto Prabowo menyatakan, jumlah sarjana menganggur hanya 371 jiwa. ”Mungkin karena betah tinggal di sini (Kota Malang). Sehingga pengangguran banyak dari kalangan universitas,” ucapnya.

Erry menyatakan, pihaknya sudah melakukan beberapa langkah untuk menekan angka pengangguran. Misalnya menggelar job fair. Harapannya, para sarjana yang menganggur bisa mendapatkan peluang kerja.

”Contohnya kemarin, kita melakukan Job Fair di Skodam dan juga biasanya kalau ada lowongan kerja kita share di sosial media kami,” jelasnya.

Di sisi lain, dengan banyaknya sarjana nganggur, Erry berharap agar ada perhatian dari pihak kampus. Misalnya menyediakan fasilitas atau penyambung kepada perusahaan. Sehingga, kampus tidak hanya mencetak sarjana, tapi juga menyiapkan dunia kerja. ”Misalnya saja, membaut BLK seperti di SMK. Kan enak, bisa melatih para mahasiswa untuk melatih skill yang akan digunakan untuk kerja,” pungkasnya.

Lantas apa yang dilakukan beberapa PTN? Rektor UB Prof Dr Ir Nuhfil Hanani AR MS menyatakan, pihaknya sudah memasang target. Dari jumlah mahasiswa yang diluluskan, sekitar 20 persen ditargetkan berwirausaha. “Saat ini mahasiswa kami diarahkan menjadi entrepreneurship,” kata Nuhfil.

Meski sarjana dengan IPK 3,51 namun susah mendapatkan kerja, melamar di perusahaan kosmetik dan kuliner pun ditolak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News