Irama Record, Babad Alas Industri Musik Indonesia

Irama Record, Babad Alas Industri Musik Indonesia
Sampul album piringan hitam Irama Record. Foto: Public Domain.

Mulai dari Bing Slamet, Bubi Chen, Oslan Husein, Koes Bersaudara, Titiek Puspa, Lilies Surjani, Elly Kasim, Trio Visca, Waldjinah, Yanti Bersaudara, Nenny Triana, Ida Royani hingga Saiful Bahri. 

Nama yang disebut terakhir mencuat lewat album Semalam di Malaya, album rekaman stereo pertama di Indonesia. 

Irama Records juga merekam lagu-lagunya Jack Lesmana, Orkes Bukit Siguntang, Orkes Teruna Ria dan Mus Mualim. 

Satu lagi yang tak kalah penting, industri rekaman pertama di Indonesia ini pulalah yang memproduksi Mari Bersuka Ria Dengan Irama Lenso, lagu karangan Bung Karno.   

Nah, bagaimana dengan Lokananta? Perusahaan rekaman milik negara ini baru didirikan pada 1956 di Solo. Artinya dua tahun setelah Irama Record. 

Lokananta bernaung di bawah Perum Percetakan Negara RI cabang Surakarta. 

Beriring-iringan dengan itu muncul pula Remaco, Dimita, Metropolitan Studio, Hins Collection, Nirwana, Top, Eterna, Contessa, Akurama dan seterusnya.

Gara-gara Gendjer-Gendjer

JIKA ada yang bilang sejarah industri musik Indonesia dipelopori Lokanta, itu tidak benar. Pada akhir 1920, sudah ada Thio Tek Hong di Batavia. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News