Ironis, Kaum Terpelajar Paling Banyak Langgar Lalu Lintas

Ironis, Kaum Terpelajar Paling Banyak Langgar Lalu Lintas
Ilustrasi tilang. Foto: Hadi Aris Iskandar/Kaltara Pos/JPNN

Pelanggaran yang mereka lakukan biasanya dianggap sepele. Misalnya, parkir di pinggir jalan hingga putar balik di tempat yang dilarang.
"Memang terdengar sepele, tapi pelanggaran semacam itu bisa mencelakakan," tambah perwira dengan dua melati di pundak tersebut.

Dalihnya, para pelanggar itu mengaku sedang terburu-buru sehingga tidak sempat memperhatikan rambu lalu lintas.

Kendala di jalan pun lebih banyak ditemui. Sebab, mereka masih memikirkan diri sendiri. Mulai kemacetan hingga kecelakaan.

Di mana pelanggaran banyak terjadi? Dia menjelaskan, pelanggaran terjadi di sekolah, kampus dan sekitarnya, serta perkantoran. Sebab, kawasan tersebut memiliki arus masuk dan keluar kendaraan lebih tinggi.

Pelanggaran yang terjadi di kawasan perkantoran, antara lain, melawan arus hingga parkir sembarangan. Terapi yang diberlakukan untuk kawasan tersebut pun berbeda.

Biasanya akan ditempatkan tambahan personel. Mereka bertugas memelototi para pengguna jalan dan menanggulangi problem yang terjadi. Misalnya, mengurai lalu lintas hingga melakukan penindakan.

"Karena tidak bisa dikurangi, akhirnya ditanggulangi dampaknya," jelasnya.

Dia berharap masyarakat lebih patuh setelah operasi selesai. Mereka tidak lagi melanggar di mana pun meski tidak ada polisi yang berjaga di lokasi tersebut.

Pelajar paling banyak tidak memiliki SIM

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News