Islam dan Pluralisme
Oleh: Hasan Basri (Liem Fuk San)*
Minggu, 21 Juli 2013 – 16:06 WIB

Islam dan Pluralisme
ISLAM merupakan agama rahmatan lil alamin. Bisa pula diartikan agama penuh kedamaian. Tidak mempersoalkan perbedaan yang mengerucut hingga terjadinya konflik antar sesama manusia. Sungguh sebuah keprihatinan yang mendalam ketika primordialisme yang berlebihan itu merusak kerukunan umat. Indikasinya, merasa paling benar sehingga tidak menghargai orang lain dan melecehkan agama lain. Tanpa didasari, hal itu memicu konflik dan ketidaknyamanan di masyarakat.
Banyak dalil di Alquran yang bisa dijadikan dasar bahwa Islam menjunjung tinggi perbedaan. Salah satunya dalam surah Al Kafirun ayat 6 yang artinya "Untukmu agamamu, untukkulah agamaku". Sangat jelas bahwa perbedaan bukan menjadi persoalan umat yang cukup fundamental.
Di Indonesia, khususnya Surabaya, masyarakatnya beragam. Muslim, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu, semua ada di Surabaya. Bahkan dalam satu permukiman, bisa jadi di satu gang, agama penghuninya berbeda-beda. Meski begitu, mereka bisa hidup damai, saling membantu. Seperti itulah yang diharapkan dalam Islam yang sebenarnya.
Baca Juga:
ISLAM merupakan agama rahmatan lil alamin. Bisa pula diartikan agama penuh kedamaian. Tidak mempersoalkan perbedaan yang mengerucut hingga terjadinya
BERITA TERKAIT
- WDR 2025, Cak Imin: Ayo Membudayakan Berolahraga
- Kemenaker Targetkan 50 Ribu Calon Pekerja Ikut Program Magang Nasional
- Pesepeda Ontel Tewas Tertabrak Brio di Semarang
- Niat Berwudu di Sungai, Samsul Anwar Malah Diserang Buaya
- RUU Polri Belum Masuk Prolegnas, RUU KUHAP Justru di Depan Mata
- Anggota Panja DPR Dukung Usulan Forkopi, Ini Isinya