Israel Gunakan Senjata Terarang

Akibatkan Luka Misterius, PBB Segera Lakukan Investigasi

Israel Gunakan Senjata Terarang
Foto : REUTERS
GAZA – Meski gencatan senjata sudah diumumkan kemarin (18/1), tuntutan investigasi kejahatan perang militer Israel selama 22 hari invasi ke Jalur Gaza tetap nyaring berkumandang. Salah satunya dari organisasi internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

’’Bakal ada investigasi untuk menentukan apakah kejahatan perang benar-benar dilakukan,’’ kata Chris Gunness, juru bicara PBB. PBB mendesak badan independen untuk sesegera mungkin menyidik pelanggaran perang oleh militer  Israel terutama penggunaan taktik dan senjata terlarang. 

Berdasar data organisasi kemanusiaan internasional, bukti kejahatan perang Israel sudah banyak terkumpul. Bahkan, bisa disaksikan secara kasat mata. Orang awam sekalipun dapat menilai. Sejak agresi yang bernama operasi Cast Lead diluncurkan pada 27 November lalu, hingga kemarin, jumlah korban telah mencapai lebih dari 1200 jiwa. Sepertiga diantaranya adalah anak-anak dan perempuan. Itu bukti pertama militer Israel bertindak serampangan di Jalur Gaza.

Tercatat, dua kali serdadu Israel cuek membombardir sekolah PBB tempat warga sipil berlindung. Kasus pertama, 30 warga sipil meninggal, terakhir, pada Sabtu (17/1), dua orang bocah tewas dan 14 lainnya luka-luka. Kasus paling tragis, pada Minggu (04/1), militer Israel tanpa ampun memberondongkan peluru kepada sekitar 100 warga yang meringkuk di sebuah rumah di Zeitoun, Gaza, menewaskan 30 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak. 

Kejahatan lain, penggunaan senjata terlarang oleh militer Israel. Berdasar bukti teranyar yang diungkap Erik Fosse, dokter sukarelawan dari Norwegia kemarin (18/1), ada satu senjata berbahaya lagi yang digunakan Israel, yakni, bom Dime (dense inert metal explosive), semacam bom berbahaya berdaya ledak besar yang biasa digunakan di area kecil.

GAZA – Meski gencatan senjata sudah diumumkan kemarin (18/1), tuntutan investigasi kejahatan perang militer Israel selama 22 hari invasi ke

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News