Isu Kerja Paksa, Ini Pengakuan Mahasiswa Indonesia di Taiwan

Laporan: M. Hilmi Setiawan dari Taiwan

Isu Kerja Paksa, Ini Pengakuan Mahasiswa Indonesia di Taiwan
Ilustrasi mahasiswa wisuda. Foto: AFP

Mahasiswa tidur di bagian atas. Sementara di bagian bawah untuk belajar. Sementara untuk toilet buang air kecil rame-rame. Sedangkan untuk mandi terdiri dari beberapa bilik.

Dia sempat mengeluhkan kondisi asrama tersebut. Sampai akhirnya beberapa hari lalu, pihak kampus akan mencarikan tempat asrama lain khusus mahasiswa program kerja magang. Jadi tidak dikumpulkan bersama dengan tenaga kerja lain.

Kemudian dia menjelaskan sistem kuliah sambil magangnya. Pada semester pertama dia kuliah dua hari dan bekerja tiga hari. Dengan durasi kerja delapan jam per harinya. Sementara dua hari libur.

Kerjanya adalah mengemas (packing) kacamata. Sama sekali tidak ada hubungan dengan jurusan kuliah teknik informatika yang dia ambil.

Memasuki bulan ke sembilan, durasi kuliahnya dikurangi menjadi sehari saja. Setiap Senin. Sementara magangnya ditambah menjadi 10 jam tiap hari. Tetapi pada akhirnya dia bersama sekitar 15 mahasiswa program kuliah magang berhenti bekerja. Sebab kampus mengakhiri kerjasama dengan perusahaan kacamata itu.

Alasannya beragam. Mulai dari sering telat membayar gaji mahasiswa peserta magang. Sampai adanya pemotongan gaji. Urusan pembayaran gaji banyak bermasalah. Sebab gaji dibayarkan melalui agensi di Taiwan. Sementara kampus juga membutuhkan uang tersebut untuk operasional perkuliahan.

Pada kondisi normal Muh bisa mendapatkan gaji sampai 22 ribu NT atau sekitar Rp 10 juta (1 NT sekitar Rp 458) setiap bulan. Namun dia jarang menerima gaji penuh. Dia pernah mengalami pemotongan gaji sampai 5.000 NT.

Menurutnya dengan gaji 22 ribu NT sejatinya cukup. Sebab beban biaya hidupnya tidak sampai sebesar itu. Untuk makan dia menghabiskan rata-rata 5.000 NT/bulan (Rp 2,2 juta).

Terkait kabar mahasiswa Indonesia menjalani kerja paksa di Taiwan, Jawa Pos, menemui mahasiswa program kuliah magang asal Bangka Belitung.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News