Italia Ancam Tutup Pelabuhan untuk Pengungsi

Italia Ancam Tutup Pelabuhan untuk Pengungsi
Pengungsi Libya mengantre untuk turun dari kapal di Pulau Lampedusa, Italia. Foto: AFP

jpnn.com, ROMA - Italia mulai kesal dengan negara-negara Eropa lainnya terkait urusan pengungsi Afrika Utara dan Timur Tengah. Pasalnya, selama ini hampir seluruh pengungsi yang diselamatkan dibawa ke Italia.

Menteri Dalam Negeri Italia Marco Minniti mengatakan, pihaknya mulai kewalahan diserbu gelombang pengungsi. Karena itu, Italia berharap negara-negara lain di Eropa ikut membuka pelabuhan mereka untuk kapal-kapal penyelamat yang membawa para pengungsi tersebut.

”Kami berada di bawah tekanan yang luar biasa besar,” ujar Minniti kemarin, Minggu (2/7), sebelum bertemu Menteri Dalam Negeri Prancis Gerard Collomb, Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere, serta Komisioner untuk urusan pengungsi di Uni Eropa (UE) Dimitris Avramopoulos di Paris. Mereka akan membahas masalah krisis pengungsi tersebut.

Pada harian Il Messaggero, Minniti mengungkapkan bahwa pengungsi yang masuk ke Italia tahun ini naik 19 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sejak awal tahun sudah ada 83.650 pengungsi maupun imigran yang masuk ke Roma.

Negara yang dipimpin Presiden Sergio Mattarella itu memiliki 200 ribu tempat untuk mengakomodasi imigran. Hampir seluruh tempat tersebut telah terisi.

Hampir setiap hari kapal-kapal dari LSM, penjaga pantai Italia, serta kapal-kapal yang menjaga perbatasan UE menolong para pengungsi yang terkatung-katung di laut Mediterania. Kapal-kapal tersebut mengibarkan bendera berbagai negara di Eropa.

Tapi, para pengungsi itu selalu dibawa ke pelabuhan Italia. Pekan lalu Italia sempat mengancam bakal menutup pelabuhannya bagi kapal-kapal penyelamat yang bukan milik pemerintah Italia.

”Saya bakal bangga jika satu kapal saja pergi ke pelabuhan negara Eropa yang lain, bukannya ke pelabuhan Italia,” tegas Minniti. Menurut dia, itu bakal menjadi sinyal positif bahwa negara lain juga mau berbagi beban.

Italia mulai kesal dengan negara-negara Eropa lainnya terkait urusan pengungsi Afrika Utara dan Timur Tengah. Pasalnya, selama ini hampir seluruh

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News