ITE Hybrid Event 2021: Ajang Pertukaran Gagasan dan Teknologi untuk Kota Cerdas

ITE Hybrid Event 2021: Ajang Pertukaran Gagasan dan Teknologi untuk Kota Cerdas
Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri Safrizal, ZA memperkenalkan kegiatan ITE Hybrid Event 2021 yang bakal digelar pada 1-2 Desember. Foto: dok pribadi for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah pusat tidak ingin smart city hanya jadi jargon atau perlombaan menciptakan aplikasi yang dampaknya tidak dirasakan oleh masyarakat.

Pada tahap awal, inovasi daerah banyak menyasar pemecahan masalah pada enam pelayanan daerah dan urusan administrasi internal. Beberapa inovasi yang baik direplikasi ke daerah lain.

Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Dr Safrizal, ZA, M.Si mengatakan inovasi dan penerapan teknologi dalam rangka membangun kota cerdas sebaiknya dilakukan dengan berkolobarasi dengan berbagai pihak.

Tentu saja, pemda juga harus mendengar keluhan dan masukan dari masyarakat agar inovasinya tepat sasaran.

“Jangan sampai menciptakan berbagai inovasi dan aplikasi dengan investasi yang besar hanya untuk mengejar titel kota cerdas, tetapi tidak bermanfaat bagi masyarakat. Kepala daerah harus melihat kebutuhan masyarakat di lapangan. Jika pelayanan dasar sudah disentuh, mulailah beralih ke sektor yang meningkatkan mobilitas dan kelayakan hidup masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (29/11).

Untuk itu, Direktorat Jenderal Bina Administrasi Wilayah Kementerian Dalam Negeri bersama PT Napindo Media Ashatama dan PT Mavic Media Indonesia akan menggelar Integrated Technology Event (ITE) Hybrid Event 2021 dengan tema “Pembangunan Infrastruktur Cerdas Terpadu untuk Kota Cerdas” di Grand City Convex, Surabaya, pada 1-2 Desember nanti.

Di ITE Hybrid Event 2021, Ditjen Bina Administrasi Kewilayahan akan mempertemukan sejumlah pihak untuk merumuskan pembangunan kota cerdas yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Ada beberapa forum diskusi dengan beragam tema, seperti Work Effectively with the Utilization of Collaboration, Smart Monitoring System for Waste Management, dan Smart Infrastructure (Smart Water).

Pemerintah pusat tidak ingin smart city hanya jadi jargon atau perlombaan menciptakan aplikasi yang dampaknya tidak dirasakan oleh masyarakat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News